Menurut
tempo.com, ada 7 situs berita nasional yang dipalsukan, yaitu kompas.com,
antaranews.com, detik.com, dan tempo.co, tribunnews.com, dan inilah.com.
Jenis
pemalsuannya yaitu dengan menambahkan –news.com di akhir alamat situs asli, misal
kompas.com--news.com (aslinya: kompas.com), detik.com--news.com (aslinya:
detik.com), dll.
Kehadiran
alamat palsu tersebut mungkin memunculkan dua pertanyaan besar?
1.
Apakah
pemalsuan URL itu untuk membuat kericuhan?
Pertanyaan
ini muncul karena berita yang dipublikasikannya tentang Pilpres 2014, tapi palsu
juga, misal Ketua KPU Ditetapkan Sebagai Tersangka, Tim Prabowo Serahkan
Dokumen 2 Juta Lembar Bukti Kecurangan, dll.
2.
Apakah
pemalsuan URL itu untuk bisnis?
Ini
mungkin juga terjadi karena di masing-masing URL palsu tersebut sudah dipasangi
iklan dari Google Adsense. Dengan kata lain, pemilik blog palsu tersebut
membuat berita palsu untuk menggaet pengunjung sebanyak-banyaknya.
Aksi
pemalsuan tersebut mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam berbagi berita,
terutama yang sering dilakukan di media sosial seperti Facebook, Twitter, dsb.
Ini
juga mengingatkan kita agar di setiap berbagi informasi, sangat dianjurkan
mencantumkan link aslinya. Selain untuk menghormati penulis sumber, juga untuk
memberitahukan para pembaca terkait kesohihan suatu informasi.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment