Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Sunday, July 27, 2014

Haruskah Membeli Baju Baru Untuk Lebaran?

Sejak kecil sampai saat ini, saya melihat membeli baju baru untuk lebaran itu sudah sangat biasa. Bahkan tampaknya sudah menjadi keharusan.

Berikut ini pemahaman yang masih terasa ngambang:
1.      Menggunakan pakaian yang terbaik
Ditafsirkan menjadi: “Kita harus membeli baju baru.” Padahal pakaian terbaik itu tidak selalu harus baru, kan?


2.      Disunahkan untuk berias pada saat idul fitri
Ini juga dijadikan landasan agar “kita membeli baju baru”. Akibatnya, banyak orang yang membeli baju mahal-mahal hanya untuk lebaran. Mereka melupakan makna Ramadhan yang mengajarkan kita untuk merasakan penderitaan fakir-miksin.

Kedua hal di atas memang tidaklah aneh karena menghapal dalil itu bisa dikatakan mudah, tapi menerapkannya yang lumayan perlu perjuangan.

Saya sendiri masih memahami bahwa lebaran itu tidak perlu mengenakan pakaian baru (pakaian yang baru dibeli dengan sengaja untuk lebaran). Hal ini saya lakukan seperti halnya menggosok gigi di bulan Ramadhan.

Banyak orang setuju bahwa gosok gigi di bulan Ramadhan itu makruh. Namun saya heran, kenapa mereka tidak memikirkan bahwa bau mulut juga itu bisa makruh. Hal ini diperparah dengan pemahaman bahwa “bau mulut orang berpuasa itu lebih harum dari kesturi.”

Dengan pemahaman itu, sebagian orang dengan cuek mengumbar bau mulutnya ketika shalat berjamaah, misalnya ketika membaca bacaan shalat dan menguap.

Saya sendiri lebih memilih gosok gigi pada saat bau mulut muncul pada saat puasa. Sementara untuk lebaran, saya masih bertahan untuk tidak membeli baju baru, meskipun pada awalnya ibu dan kakak merasa heran dan menganjurkan saya untuk beli baju baru juga. Tapi sekarang, mereka bisa memaklumiku. J

Kalau kita punya uang, tapi tidak membeli baju baru, maka kita berpeluang untuk mensedekahkan uang tersebut kepada fakir-miskin, kan? Bukankah senyuman fakir-miskin itu lebih berharga daripada senyuman kita yang bisa berpesta?


Ada pendapat lain?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment