Setelah
selesai pencoblosan Capres dan Cawapres 9 Juli 2014, berita yang ditayangkan TV
One dan Metro TV sudah memberikan tanda-tanda berimbang.
Hal ini
mungkin menjadi harapan bagi sebagian masyarakat yang sudah lama memperhatikan
TV One pro-Prabowo, dan Metro TV pro-Jokowi.
Namun ketika
sidang gugatan Pilpres Prabowo mulai dilaksanakan, berita kembali memberikan
sinyal-sinyal keberpihakan lagi.
Walaupun
sekarang yang sering muncul adalah narasumber pakar politik atau hukum tata
negara, namun stasiun TV tampak lebih suka menghadirkan narasumber yang
pendapatnya mendukung salah salah satu Capres.
Kalau
narasumber berpendapat gugatan MK tidak akan berhasil, saya merasa lebih sering
muncul di Metro TV. Sebaliknya, apabila narasumber berpendapat gugatan Prabowo
akan dikabulkan MK, saya merasa mereka sering muncul di TV One.
Semoga saja
perasaan di atas hanya dialami saya saja. Namun kalau benar kedua stasiun TV
tersebut berpihak lagi, maka pelajaran besar bagi kita adalah
Sebaiknya
pemilik stasiun TV itu tidak terlibat pada politik praktis agar pemberitaannya
berimbang. Sebenarnya stasiun TV yang tidak dimiliki oleh politisi juga ada
kemungkinan berpihak, namun biasanya masih agak berimbang.
Namun
demikian, saya tidak setuju dengan usulan sebagian masyarakat untuk menutup
Metro TV dan TV One karena kedua stasiun ini masih unggul dalam program
pemberitaan daripada stasiun TV lain yang menayangkan acara-acara komedi dan
sinetron yang kurang berkualitas.
Jadi, nonton
berita yang tidak netral atau nonton acara lain yang konyol ya…?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment