Konflik di tubuh PPP belum juga berakhir hingga berujung pada
pemecatan Surya Darma Ali (SDA) dari Ketua Umum. Namun SDA malah balik memecat
pejabat lain. Piuhhhh….
Yang pro SDA meminta pihak yang bersitegang untuk sabar
menanti Muktamar 23 Oktober. Namun pihak lain, ingin ada Rakernas untuk
menentukan tanggal penyelenggaraan Muktamar.
Yang membuat pendukung SDA keberatan adalah dalam Rakernas,
status SDA sudah bukan lagi ketua umum.
Saya sendiri melihat konflik Partai berlambang Ka’bah ini bermula
ketika SDA tiba-tiba muncul pada saat Prabowo kampanye Gerindra.
Ada kabar bahwa dukungan SDA kepada Prabowo belum didasarkan
pada kemufakatan partai.
Kalau pendapat bahwa SDA membuat keputusan sendiri itu benar
maka ini menjadi tamparan bagi para pemimpin Islam. Sudah SDA tersangka kasus
haji di KPK, sekarang ngotot tidak mau mundur dari PPP. Ini memalukan!
Kalau memperhatikan isu kengototan SDA untuk tetap jadi ketua
umum PPP, ini menunjukkan PPP sedang terbelah, antara golongan kolot dan
golongan reformis. Golongan kolot mengadopsi kepemimpinan para kiyai ortodoks
yang inginnya semau gua, merasa benar sendiri dan tidak suka menerima kritik.
Sedangkan golongan reformis mengedepankan kepemimpinan modern
dan siap menerima kritik. Seandainya benar AD/ART partai tidak membenarkan
pemecatan SDA saat ini, maka akan dicarikan solusi untuk memperbaiki AD/ART
tersebut agar sebuah partai terhindar dari pemimpin yang tersandung korupsi,
meskipun baru tersangka.
Kalau AD/ART benar-benar melarang pemecatan SDA, maka kaum
reformis PPP harus meminta mundur SDA dari posisi ketua umum.
Memang harus beda antara mundur karena tersandung kasus
korupsi dengan mundur karena habis masa jabatan. Kalau dianggap terlalu
berlebihan mengatakan SDA harus dipecat dengan tidak hormat, maka sudah
selayaknya dikatakan bahwa SDA mundur karena terjerat kasus korupsi. Harus ada
label yang beda!
Melihat kengototan SDA dan anti SDA seperti sekarang, saya
jadi bertanya-tanya: “Akankah nasib PPP seperti PKB di akhir kepemimpinan
Gusdur?”
Sekuat apapun Gusdur ternyata tidak ngaruh, kekuatan Muhaimin
masih lebih kuat. Padahal SDA tidak sekramat Gusdur, kan?
PKB terpecah menjadi PKB Gusdur dan PKB Muhaimin. Akankah
partai ka’bah ini terpecah juga menjadi PPP SDA dan PPP non-SDA? Hmmm…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment