Saat
ini, kita sangat sering mendengarkan orang yang berbicara menggunakan frase “kalau
misalnya”. Bahkan boleh jadi, kita termasuk salah seorang di antaranya.
Penggunaan
frase tersebut tidak hanya dilakukan oleh masyarakat biasa, tapi beberapa
narasumber di berbagai media, termasuk media televisi tampak suka sekali
menggunakan kedua kata tersebut dalam satu ungkapan.
Lalu
apa masalahnya?
Kita
ingat, dulu negeri ini pernah heboh dengan frase “agar supaya”. Larangan
penggunaan “agar supaya” pun disampaikan melalui mata pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah-sekolah.
Frase
“agar supaya” harus dihindari karena termasuk pemborosan kata. Demikian juga
dengan frase “kalau misalnya”, ini termasuk pemborosan kata karena kata “kalau”
dan “misalnya” keduanya merupakan kata pengandaian yang memiliki tujuan yang
sama, yaitu “seandainya.”
Bagaimana
menurut Anda?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment