Tiga kartu sakti Jokowi adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS),
Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Banyak orang yang bahagia menyambut ketiga kartu tersebut,
banyak pula yang menghujat karena terkesan tidak tepat dan kurang sosialisasi.
Sayangnya banyak masyarakat yang menginginkan kartu tersebut,
terutama KKS yang besarannya lumayan Rp 200.000 per bulan. Ini bukan uang kecil
bagi orang miskin!
Karena banyak peminat KKS, orang yang miskin tidak kebagian
karena sudah keduluan orang-orang yang lebih mampu. Kabar datang menyatakan
bahwa orang yang mengenakan perhiasan, memiliki sepeda motor, dan masih mampu
makan, mereka mendapatkan KKS.
Sedangkan orang yang tidak memiliki perhiasan, motor pun
tidak punya, makan juga hanya mengandalkan buruh kasar atau bahkan karena sudah
tua ada yang menunggu dikasih makan anaknya yang bekerja sebagai buruh juga. Eh,
mereka tidak mendapatkan KKS???
Ketidak setujuan atas KKS boleh-boleh saja dilontarkan, tapi
yang paling penting bagaimana ikut berkontribusi mengawasi jalannya pembagian
KKS di lapangan agar lebih tepat sasaran.
Mungkin ini langkah kecil yang bisa kita lakukan:
1. Kalau kita masih mampu merokok, janganlah mau pakai KKS.
Maluuuu….!
2. Kalau kita masih mampu makan dengan daging lebih dari
sekali dalam seminggu, enggak usahlah pakai KKS.
3. Punya motor, punya HP, masih sempat jalan-jalan (wisata),
masih bisa jajan-jajan, kenapa kita harus merebut KKS dari tangan si miskin
yang hanya bisa makan nasi dan garam. Masih ada lho.. orang yang makan hanya mengandalkan
nasi saja.
Langkah apa kalau kita kebagian KKS, padahal masih bisa makan
kenyang dan enak walaupun masih sering makan kangkung dan bayam?
1. Kalau keburu ada kartunya, ambil saja kartunya, cairkan
uangnya. Kemudian uang tersebut berikan ke tetangga yang lebih miskin dari
kita.
Saya beberapa kali mendengar bahwa ada beberapa nenek miskin tidak
mendapatkan KKS, padahal yang lebih mampu darinya dikasih KKS.
Ini mungkin terjadi karena ada fenomena yang terjadi, ketua RT dan RW
setempat mendaftarkan semua keluarga ke desa agar menerima KKS. Kemudian desa
menyeleksi semaunya. Jadilah, yang mampu dapet KKS, yang miskin gigit jari…!
2. Kalau kita punya saudara yang mendapatkan KKS, padahal ia masih
bisa makan enak?
Dengan baik-baik kita bicarakan kepada saudara kita agar
memberikan uang KKS-nya ke orang yang lebih miskin dari dia.
Ini beberapa ciri orang yang mungkin lebih tepat diutamakan
mendapatkan KKS:
1. Anaknya kelihatan kurang gizi, ada yang busung lapar kan?
Anak seusia SD sudah kerja, pakaiannya lusuh.
2. Nenek-nenek / kakek-kakek yang tidak punya pekerjaan. Ia
hanya makan di bawah tanggungan anaknya yang hanya memiliki pendapatan
pas-pasan.
3. Keluarga yang memiliki banyak anak, tapi penghasilan
orangtuanya pas-pasan. Namun kalau orangtuanya nganggur dan hanya suka ngadu
ayam, sebaiknya KKS kita yang manage.
Ada yang mau nambahin ciri orang yang harus diprioritaskan
mendapatkan KKS, silahkan berkomentar….
Kalau teman kita yang mampu ngiri melihat orang lain dapet
KKS?
Bilang saja: “Masa kita ngiri sama orang miskin? Emangnya
kita mau jadi lebih miskin dari mereka?”
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
semakin hari semakin banyak orang yang miskin ya mas. saya lihat di kota saya juga gitu mas, banyak yg masih miskin banget tapi ngga dapet kartu tersebut.
ReplyDeleteya ampun ada apa dengan negara ini
Betul, banyak orang kaya yang mentalnya miskin. Tak pantas dapat kartu tapi bahagia jika dapat jatah, bukan bersikap jujur dan mengembalikan kartu tersebut.
ReplyDeleteInilah mental warga negara kita, semoga bisa lebih baik lagi untuk menunjang kebijakan pemerintah :)
Delete