Duh, saya terperanjat membaca tweet @TweetSyarif “haram mempergunakan bahasa Jawa karena bahasa ini terpengaruh kepada kekafiran, hindu.”
@TweetSyarif beralasan “haram mempergunakan bahasa Jawa karena bahasa ini terpengaruh kepada kekafiran, hindu.”
Ayo apa reaksi kita?
Kalau kita bereaksi anarkis dengan alasan apapun, termasuk agama, saya berpendapat justru itu menunjukkan pemahaman Islam kita sangat dangkal
Lalu, apakah sebagai Muslim harus percaya bahwa bahasa Jawa itu haram?
Hiks..hiks.. ini mengingatkan saya pada keangkuhan manusia yang hanya menguasai satu bidang.
Misal, ada yang jago bahasa Inggris. Semua hal dinilai berdasarkan bahasa Inggris. Jago bahasa Arab, semua hal dinilai berdasarkan bahasa Arab.
Sebagai contoh, ada yang menyalahkan penulisan “as.” yang merupakan kependekan dari “assalamu’alaikum”. Yang tidak mengerti buat saya adalah “assalamu’alaikum” itu bahasa Arab, sedang “as” yang berkonotasi jelek itu bahasa Inggris. Kok bisa seolah-olah bahasa Arab dipersalahkan dengan pola bahasa Inggris ya…?
Ada juga yang disebut “Arabis” (cinta buta terhadap bahasa Arab). Orang tipe ini pernah terdengar menilai bahwa bahasa Inggris itu bahasa kafir. Padahal di Amerika ada orang Muslim. Kok bisa?
Jadi, kalau teman-teman suka menggunakan bahasa Jawa, ya sudah jangan sewot! Tetap saja pakai bahasa Jawa. Kalau mau menanggapi haramisasi bahasa Jawa, silahkan tanyakan kepada yang mengucapkannya dengan detail tanpa amarah berlebihan. Ini mungkin saja bisa menjadi bahan kajian ilmiah yang lebih menarik. Paling tidak, jadi bahasan guyonan. J
Kalau bahasa Jawa haram, bahasa Sunda gimana coba di mana orang Sunda itu ada yang beragama Sunda Wiwitan?
@TweetSyarif beralasan “haram mempergunakan bahasa Jawa karena bahasa ini terpengaruh kepada kekafiran, hindu.”
Ayo apa reaksi kita?
Kalau kita bereaksi anarkis dengan alasan apapun, termasuk agama, saya berpendapat justru itu menunjukkan pemahaman Islam kita sangat dangkal
Lalu, apakah sebagai Muslim harus percaya bahwa bahasa Jawa itu haram?
Hiks..hiks.. ini mengingatkan saya pada keangkuhan manusia yang hanya menguasai satu bidang.
Misal, ada yang jago bahasa Inggris. Semua hal dinilai berdasarkan bahasa Inggris. Jago bahasa Arab, semua hal dinilai berdasarkan bahasa Arab.
Sebagai contoh, ada yang menyalahkan penulisan “as.” yang merupakan kependekan dari “assalamu’alaikum”. Yang tidak mengerti buat saya adalah “assalamu’alaikum” itu bahasa Arab, sedang “as” yang berkonotasi jelek itu bahasa Inggris. Kok bisa seolah-olah bahasa Arab dipersalahkan dengan pola bahasa Inggris ya…?
Ada juga yang disebut “Arabis” (cinta buta terhadap bahasa Arab). Orang tipe ini pernah terdengar menilai bahwa bahasa Inggris itu bahasa kafir. Padahal di Amerika ada orang Muslim. Kok bisa?
Jadi, kalau teman-teman suka menggunakan bahasa Jawa, ya sudah jangan sewot! Tetap saja pakai bahasa Jawa. Kalau mau menanggapi haramisasi bahasa Jawa, silahkan tanyakan kepada yang mengucapkannya dengan detail tanpa amarah berlebihan. Ini mungkin saja bisa menjadi bahan kajian ilmiah yang lebih menarik. Paling tidak, jadi bahasan guyonan. J
Kalau bahasa Jawa haram, bahasa Sunda gimana coba di mana orang Sunda itu ada yang beragama Sunda Wiwitan?
Sumber:
palingseru.com
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
ada - ada aja ya mas ya, kok bisa bahasa jawa haram. gak ngerti deh.
ReplyDeleteAllah menciptakan bermacam macam perbedaan supaya kita dapat saling mengenal, menghargai, dan menolong. Bukan saling menindas (termasuk didalamnya mengharamkan bahasa yg dimamsud saat ini)
ReplyDelete