Salah satu anak tetangga sejak kecil (balita) sudah
dibiasakan berbicara bahasa Inggris mungkin karena ibu dan ayahnya lulusan
bahasa Inggris. Namun kerennya, sang anak praktek bahasa Inggris ke neneknya
juga.
Caranya adalah dengan mencampurkan bahasa Inggris dengan
bahasa Sunda atau bahasa Indonesia.
Contoh:
Nek, aku mau apel yang red merah dooong…!
Nek, aku punya money uang, mau?
Berdasarkan contoh di atas kita menemukan kosakata
(vocabulary) bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia:
Red = merah
Money = uang
Dengan cara ini, lawan bicara yang tidak paham bahasa Inggris
tidak akan kesulitan memahami yang dibicarakan sang anak karena otomatis ada
terjemahannya.
Namun saya berpendapat bahwa sebaiknya tidak semua kata dalam
satu ungkapan dicampur bahasa Inggris karena akan mengekang sang anak. Contoh:
[I aku] [want mau] [apple apel] yang [red merah]
Jadi, cukup satu atau dua kata saja dalam satu
kalimat/ungkapan.
Cara ini akan bermanfaat untuk menambah perbendaharaan
kosakata kita.
Apakah cara ini berbahaya?
Saya pikir tidak
bahaya. Kalau ketika besar sang anak tidak mau belajar bahasa Inggris lagi,
maka nasibnya akan seperti sebagian pejabat saat ini.
Pejabat saat ini agak sering terdengar menggunakan dua kata
sinonim. Contoh:
Kita harus senantiasa menggali [knowledge atau pengetahuan].
Penjahat itu harus diberi [punishment atau hukuman].
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment