Bukan tanpa
alasan kalau banyak orang mengatakan bahwa belajar bahasa Arab itu susah,
apalagi tanpa guru.
Kalau santri
banyak yang mengatakan bahwa belajar bahasa Arab itu harus dengan guru
(manusia, bukan buku saja) agar tidak keliru maknanya.
Namun bagi saya,
belajar bahasa Arab juga bisa dilakukan tanpa guru langsung. Kita bisa
menggunakan berbagai buku dan kamus seperti halnya belajar bahasa Inggris.
Kalau ada yang
mengatakan bahwa belajar bahasa Arab secara otodidak pasti menemukan banyak
kesulitan, saya yakin bahwa belajar bahasa Inggris juga akan menemukan banyak
kesulitan walaupun ada gurunya langsung. Namanya juga belajar….!
Saya menilai
bahwa kesulitan belajar bahasa Arab itu bukan hanya tergantung pada ada atau
tidak adanya guru, tapi kesulitan akan datang untuk materi-materi tertentu.
Mari kita
sedikit rinci kesulitan belajar bahasa Arab tanpa guru:
Belajar bahasa
asing apapun, kamus menjadi modal yang sangat penting. Tanpa ini, kosakata kita
akan minim sekali. Tanpa kamus mungkin saja kita bisa percakapan bahasa Arab,
tapi tidak mungkin mampu memahami teks dalam bahasa Arab, seperti buku-buku
tebal berbahasa Arab.
Menghimpun
kosakata hanya dari guru langsung hanya akan menjadi taklid buta saja dan membunuh
kreativitas belajar. Masa iya semua kitab harus ditanyakan kepada guru.
Bagaimana kalau mau membaca koran berbahasa Arab? Bagaimana kalau mau membaca
blog berbahasa Arab? Bagaimana kalau ingin membaca surat berbahasa Arab? Apakah
harus nunggu guru dulu? Oh tidaaaak…!!! Guru juga banyak kerjaan, tahu…he…he..
1. Kesulitan
belajar bahasa Arab tanpa guru itu terjadi ketika menggunakan kamus Arab –
Indonesia
Salah satu
kemudahan belajar bahasa Inggris adalah saya bisa mencari arti kata apapun dari
kamus. Namun cara ini tidak berlaku dalam bahasa Arab.
Ketika ingin
mencari arti dari:
يَفْعَلُوْنَ
Maka saya harus
mencari asal kata dulu menjadi tiga atau empat huruf, misal:
فَعَلَ
Ini juga yang
sangat menghambat saya belajar bahasa Arab tanpa guru. Saya harus mikir setiap
ingin menggunakan kamus. Biar kita cerdas, kali. Hiks…hiks..
Mungkin saja ada
kamus yang tidak perlu mencari asal kata, namun entah berapa harganya karena
pasti tebal sekali. Kamus yang tebalnya 1591 halaman (Al-Munawwir) tetap harus
mencari asal kata.
2. Kesulitan
membaca Arab gundul (tulisan Arab tanpa sakal Fathah, Kasrah, Dlammah)
Sebagai pemula
saya kesulitan membaca Arab gundul yang ada di tengah kata. Kalau di akhir
kata, kita bisa menggunakan pola-pola yang dikenalkan dalam bab I’rab.
Misal:
سَبُّوْرَةٌ
(sabbuuratun)
Kenapa tidak
dibaca begini:
سَبُّوْرِةٌ
(Sabburitun)
Atau begini:
سِبُّوْرَةٌ
(Sibburatun)
Atau:
سَبُّوَرَةٌ
(Sabbuwaratun)
Alhasil, sampai
saat ini, saya mengandalkan hapalan dari kamus untuk membaca Fathah, Kasrah
atau Dlammah di tengah kata.
Apakah perbedaan
cara baca mungkin terjadi? Ya, mungkinlah. Ini buktinya:
Sejak sekolah,
saya membaca bahasa Arab dari tas adalah “Mahfadlatun”. Namun dalam kamus
al-Bisri, tas itu “Mihfadlatun” (Beda ‘a’ dan ‘i'). Untung-untung kalau
perbedaan tersebut sama artinya, bagaimana kalau beda? Oh my God…!
Cukup dulu
curhatnya ya… Semoga tidak mengurangi semangat belajar bahasa Arab. Lebih
kerennya, ngasih solusi buat saya J
Maf’ul Bih (Obyek) Kalimat Bahasa Arab
Perbedaan Muslimun, Musliman, Muslimuuna, Muslimiina Bahasa Arab
Tata Bahasa Arab Lengkap
Percakapan Bahasa Arab Lengkap
Cara Membaca Arab Gundul
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment