Beberapa kali saya menemukan nama mahasiswa (laki-laki) mirip
sekali dengan nama perempuan.
Entah apa pertimbangan orangtuanya? Mungkin karena mereka
menginginkan anaknya perempuan, mungkin juga mereka benar-benar tak menyadari
bahwa nama anaknya itu hampir 100% terdengar sebagai nama perempuan.
Sampai-sampai saya berkali-kali juga bertanya di dalam hati:
“Berapa biayanya kalau ganti nama ya…?”
Bahkan saya juga bertanya kepada diri sendiri: “Apakah hanya
saya yang menganggap nama tersebut cocok untuk nama perempuan?” Buktinya sejak
SD hingga SMA, kok tidak diganti oleh guru-gurunya.
Semoga saja saya salah. Namun yang dikhawatirkan adalah
guru-guru SD-nya tidak mau peduli, “kan itu anak orang…..!” Kalau gini, kasihan
anak bersangkutan….
Akhirnya, saya berinisiatif memanggil nama mahasiswa tersebut
dengan penggalan namanya yang benar-benar laki.
Contoh nama laki-laki yang terdengar perempuan di telinga
saya:
Agus Solehah
Mungkin saja nama “Solehah” tersebut diambil dari nama ibunya,
tapi enggak cocok!!! Saya akan memanggilnya “Agus Soleh” saja!
Mohon maaf kalau Anda atau saudara Anda ada yang bernama Agus
Solehah. Semoga tidak tersinggung ya… Saya hanya berharap agar kita sebagai
orangtua berhati-hati memberi nama anak agar tidak mempermalukan anak ketika
menginjak dewasa. Untung-untung kalau anaknya bermental baja.
Bahkan saya berharap para guru SD, para pejabat pembuat Akta,
atau yang berpeluang untuk mengingatkan, tolong ingatkan orangtuanya dengan
baik-baik dooong… Mungkin saja orangtua anak bersangkutan berkenan hati untuk
mengubah nama anaknya.
Contoh nama di atas masih untung ada nama Agus, tapi
saya menemukan nama awal dan akhir
benar-benar perempuan. Akan tetapi, saya belum tepat waktunya membagi di sini,
khawatir masih ketemu saya dan ia malah merasa di-bully. Entar saya malah
dilaporkan ke Komnas HAM. Heuu…heuu…
Yang jelas, hati-hati memberi nama anak kita.
Daripada nama keren yang enggak jelas artinya, mendingan nama
pasaran saja, seperti Budi, Tono, Asep, Agus, Dadang, dll.
Bahkan nama yang diambil dari bahasa Arab juga seringkali
membuat lidah saya kelu karena sulit memanggil nama pendeknya.
Ini contoh nama dari bahasa Arab yang membingungkan lidah
saya:
Abdul Rosyid
(Sekali lagi maaf, tidak bermaksud mau menyinggung nama Anda
atau saudara Anda, peace ya…!)
Seringkali di kita, nama Abdul Rosyid dipanggil “Abdul” atau “Adul”. Kata “Abdul”
artinya “Hamba” atau “budak”, dan secara etika sebaiknya Abdul tidak berdiri
sendiri karena khawatir Abdul-nya mengacu ke “hamba berhala” atau menjadi doa
agar anak kita jadi “budak” yang enggak jelas nasibnya.
Kalau “Adul”, ini sudah lain lagi artinya. Mungkin bagi orang
Indonesia mengangganya syah, namun jadi hilang makna keren bahasa Arabnya.
Bagaimana menurut teman-teman?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment