Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Thursday, March 12, 2015

Kenapa Pria Dinamai Perempuan Ya..?

Beberapa kali saya menemukan nama mahasiswa (laki-laki) mirip sekali dengan nama perempuan.

Entah apa pertimbangan orangtuanya? Mungkin karena mereka menginginkan anaknya perempuan, mungkin juga mereka benar-benar tak menyadari bahwa nama anaknya itu hampir 100% terdengar sebagai nama perempuan.

Sampai-sampai saya berkali-kali juga bertanya di dalam hati: “Berapa biayanya kalau ganti nama ya…?”


Bahkan saya juga bertanya kepada diri sendiri: “Apakah hanya saya yang menganggap nama tersebut cocok untuk nama perempuan?” Buktinya sejak SD hingga SMA, kok tidak diganti oleh guru-gurunya.

Semoga saja saya salah. Namun yang dikhawatirkan adalah guru-guru SD-nya tidak mau peduli, “kan itu anak orang…..!” Kalau gini, kasihan anak bersangkutan….

Akhirnya, saya berinisiatif memanggil nama mahasiswa tersebut dengan penggalan namanya yang benar-benar laki.

Contoh nama laki-laki yang terdengar perempuan di telinga saya:

Agus Solehah
Mungkin saja nama “Solehah” tersebut diambil dari nama ibunya, tapi enggak cocok!!! Saya akan memanggilnya “Agus Soleh” saja!

Mohon maaf kalau Anda atau saudara Anda ada yang bernama Agus Solehah. Semoga tidak tersinggung ya… Saya hanya berharap agar kita sebagai orangtua berhati-hati memberi nama anak agar tidak mempermalukan anak ketika menginjak dewasa. Untung-untung kalau anaknya bermental baja.

Bahkan saya berharap para guru SD, para pejabat pembuat Akta, atau yang berpeluang untuk mengingatkan, tolong ingatkan orangtuanya dengan baik-baik dooong… Mungkin saja orangtua anak bersangkutan berkenan hati untuk mengubah nama anaknya.

Contoh nama di atas masih untung ada nama Agus, tapi saya  menemukan nama awal dan akhir benar-benar perempuan. Akan tetapi, saya belum tepat waktunya membagi di sini, khawatir masih ketemu saya dan ia malah merasa di-bully. Entar saya malah dilaporkan ke Komnas HAM. Heuu…heuu…

Yang jelas, hati-hati memberi nama anak kita.
Daripada nama keren yang enggak jelas artinya, mendingan nama pasaran saja, seperti Budi, Tono, Asep, Agus, Dadang, dll.

Bahkan nama yang diambil dari bahasa Arab juga seringkali membuat lidah saya kelu karena sulit memanggil nama pendeknya.

Ini contoh nama dari bahasa Arab yang membingungkan lidah saya:
Abdul Rosyid
(Sekali lagi maaf, tidak bermaksud mau menyinggung nama Anda atau saudara Anda, peace ya…!)

Seringkali di kita, nama Abdul Rosyid  dipanggil “Abdul” atau “Adul”. Kata “Abdul” artinya “Hamba” atau “budak”, dan secara etika sebaiknya Abdul tidak berdiri sendiri karena khawatir Abdul-nya mengacu ke “hamba berhala” atau menjadi doa agar anak kita jadi “budak” yang enggak jelas nasibnya.

Kalau “Adul”, ini sudah lain lagi artinya. Mungkin bagi orang Indonesia mengangganya syah, namun jadi hilang makna keren bahasa Arabnya.


Bagaimana menurut teman-teman?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment