Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Wednesday, March 4, 2015

Nyelipin Bahasa Inggris itu Bukan Tanda Pintar lho…!

Mungkin ada yang merasa ‘agak malu’, bahkan sebal ketika mendengar seorang mahasiswa berbicara kepada orangtua di kampung campur bahasa Indonesia, padahal bahasa Ibunya bahasa Sunda atau Jawa.

Ada juga anak-anak kota yang berbicaranya dengan bahasa Indonesia yang disisipi bahasa Inggris. Apakah ini tanda orangnya sudah terlalu jago bahasa Inggris? Ah enggak juga…


Justru, orang yang campur-campur bahasanya itu tanda orang yang tidak cerdas, kalau terlalu kasar dibilang ‘bego’.

Dalam menggunakan bahasa itu ada etika berbahasa atau etika bersosial. Kita harus menghargai lawan bicara, tidak seenak udel. Sok tahu, sok pintar, padahal oon.

Kalau untuk latihan, campur-campur bahasa tidak masalah, tapi harus tetap melihat situasi.

Ada beberapa orang yang saya kenal jago bahasa Inggris dan Arabnya. Namun beliau berbicara dengan masyarakat menggunakan bahasa Sunda yang halus.

Ada lagi seorang lulusan Doktoral Jepang dengan beberapa kali melakukan penelitian di negeri Matahari Terbit tersebut. Beliau sangat dikenal baik, ramah dan berbicara menggunakan bahasa Sunda juga. Padahal dalam tulisannya sering menggunakan bahasa Inggris dan di kesehariannya kemungkinan sering menggunakan bahasa Jepang pada saat di Jepang ya…

Saya sendiri menyadari, ketika ada bahasa yang tercampur dan terlontar ke lawan bicara, ternyata sebenarnya saya sedang mengalami kesulitan mencari kata yang pas untuk diucapkan. Ini sebagai bukti bahwa, bahasa yang campur-aduk itu tanda kelemahan pembicara bersangkutan.

Jadi, jangan sok hebat cas-cis-cus bahasa Inggris ke lawan yang tidak tepat!
Jangan juga merasa minder ketika mendengar bahasa lawan bicara yang tidak kita pahami. Minta saja ia mengulang pembicaraannya…! Ini saya sering lakukan!!!

Dan menjadi satu kelemahan sebagian dari kita ketika menggunakan bahasa ingin menyebabkan orang lain tidak memahami maksud kita. Awalnya ingin disebut paling pintar, padahal oon karena orang tersebut tidak mencapai tujuan komunikasinya. Hiks…hiks..

Orang Sunda mendengar yang bicara bahasa Jawa? Ngangguk-ngangguk padahal enggak ngerti.

Orang Mesir berbicara bahasa Arab panjang lebar, kita ngangguk-ngangguk karena merasa sudah sering membaca Quran, padahal enggak ngerti juga.

Mahasiswa berbicara bahasa Inggris super cepat karena ingin seperti orang Inggris aslinya, kita ngangguk-ngangguk. Ngapaiiiiin ngangguk kalau telinga kita enggak bisa nangkep?


Tegur saja lawan bicara kita agar berbicara dengan bahasa yang bisa kita pahami. Kalau terlalu cepat, minta saja dilambatkan! Kalau kosakatanya terlalu rumit, minta saja disederhanakan. Saya sudah praktekkan dengan seorang syaikh dari Mesir. Ternyata beliau bisa menyederhanakan pembicaraannya dalam bahasa Arab sehingga saya tak terlalu bengong. Heh…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment