Barangkali ada yang belum tahu modus penipuan pulsa seperti
ini, saya ceritakan ya…agar lebih waspada. Yang sudah tahu, lewat saja…!
Kemarin sore, kakak saya menerima telepon tanpa nama. Setelah
beberapa kali tidak diangkat karena sedang ada pekerjaan, kemudian diangkat.
Sang penelepon mengaku bahwa dia keponakan saya. Ia mengaku
sedang terkena tilang menuju rumah kakak.
Kakak menyerahkan telponnya ke saya. Saya ajak ngobrol. Benar
saja suaranya mirip keponakan saya dan dia dengan suara kebingungan minta
bantuan saya untuk berbicara ke Polisi yang menangkapnya lewat telepon.
Sang polisi pun berbicara dan mengkonfirmasi bahwa keponakan
saya sedang terkena razia besar-besaran, sepeda motor dan orangnya ditahan.
Setelah polisi itu bertanya tentang hubungan saya dan
keponakan saya, kemudian ia bertanya: “Saudara Bapak ditilang karena tidak
membawa STNK dan SIM. Apakah persoalan ini mau diselesaikan di pengadilan atau
secara kekeluargaan.”
Saya bilang: “Kalau secara kekeluargaan seperti apa, Pak?”
Polisi: “Saudara Bapak baru membayar denda Rp 50.000, namun
masih kurang Rp 450.000 lagi. Bapak boleh kirimkan kurangnya.”
Saya: “Ah, saya hanya punya Rp 100.000, Pak.”
Polisi: “Oooh terlalu jauh ya dari besar dendanya, Pak. Tapi
enggak apa-apa, silahkan Bapak kirimkan saja dendanya dalam bentuk pulsa
seharga Rp 100.000. Silahkan tuliskan nomor HP atasan kami ini.”
Saya mulai curiga, apalagi setelah memperhatikan gaya Pak
Polisi yang berbicara hampir tidak memberikan celah kepada saya untuk
berbicara.
Pak Polisi pun beberapa kali menegur saya: “Jangan
berbelit-belit ya Pak, jangan mengulur-ngulur waktu! Kami masih harus menangani
pelanggaran yang lain.”
Saya heran, kenapa Pak Polisi menegur saya, padahal saya
tidak banyak bicara, selain “Ya Pak, baiklah Pak”. Kecurigaan semakin kuat.
Karena tadi menggunakan HP kakak, saya coba menghubungi
keponakan dengan nomor yang sudah terdaftar di HP saya. Eh, ternyata keponakan
saya aman-aman saja. Ia sedang sibuk kerja di Subang, padahal Polisi mengaku
menangkap keponakan saya di Bandung. Ha…ha…
HP kakak berdering lagi. Polisi menyuruh saya jangan menutup
telepon dan segera mentransfer pulsa.
Karena saya sudah tahu ditipu. Akhirnya, saya pancing untuk
terus bicara. Weleh-weleh, benar saja Pak Polisi dan yang mengaku keponakan
saya semakin ingin meyakinkan saya agar percaya.
Akhirnya, saya nasehati aja baik-baik agar mereka tidak nipu.
Kasihan, mereka sedang butuh uang kali…he..he..
Eh, Pak Polisi dan yang mengaku keponakan saya yang palsu,
terus aja nyerocos minta dikirim Pulsa Rp100.000 dan tetap ngaku benar-benar
sedang ditilang. Ya, ampuuun….
HP pun di-silent. Akhirnya, mereka selesai juga dan mematikan
HP-nya……
Catatan:
1. Kejadian yang sebenarnya jauh lebih meyakinkan. Dan saya
menduga gertakan-gertakan Pak Polisi Palsu itu menggunakan kata-kata Hipnotis.
2. Orang yang mengaku saudara saya sengaja suaranya
dipelankan sehingga agak sedikit samar-samar. Tapi karena kepala saya mungkin
sudah terpengaruh dan merasa kasihan, jadi terdengar sangat mirip dengan
saudara saya.
3. Ini penipuan karena tilang, tetangga saya ada yang ditipu
karena saudaranya masuk rumah sakit setelah kecelakaan. Untung tidak jadi
tertipu.
4. Kalau Anda diminta uang atau pulsa, maka tenanglah dulu.
Segenting apapun, apalagi nomornya tidak dikenali, maka tenang dulu, sempatkan
Anda menuliskan sesuatu, misal: minta alamat yang menelepon, minta kontak
resmi, minta nama penelopon dan jabatannya. Pokoknya sempatkan Anda berbuat
sesuatu sambil menerima telepon agar kita tidak terlalu terhipnotis dan akal
sehat kita berjalan lancar.
Bahkan nomor telepon yang sudah terdaftar di HP kita juga bisa
saja penipuan, misal karena HP yang bersangkutan ada yang mencuri. Ini pernah
kejadian juga, seorang dosen kehilangan HP. Kemudian banyak teman-teman
dosennya diminta pulsa Rp100.000. Hampir saja pulsa para dosen jadi korban,
untung segera sadar dan curiga!!!
Semoga penipuan ini tidak menimpa teman-teman semua ya…Waspadalah….!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment