Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, April 11, 2015

Bukti Muslim Indonesia Suka Menyalahkan Orang Lain Dengan Ketidaktahuannya Bibit Radikalisme

Untuk menangkal radikalisme itu salah satu caranya harus berpikir kritis walaupun kita orang awam.

Bahkan saya menilai bahwa lebih baik berdebat seperti debat kusir (debat yang tak tahu ilmunya, tapi tak mau kalah), daripada kita terlalu mudah masuk ke dalam suatu aliran dalam Islam karena bisa menjurus pada radikalisme, terorisme atau sesat.

Pada saat ilmu kita sedikit, kemudian muncul paham/berita baru yang mengatasnamakan perjuangan Islam, lantas kita langsung percaya? Tidak kawan-kawan!

Ini contoh sederhana yang mana banyak Muslim Indonesia langsung setuju-setuju saja….


1. Penulisan “insha Allah”
Sebagian Muslim Indonesia saat ini ingin memastikan bahwa tidak boleh ada kesalahan dalam penulisan “insa Allah.” Padahal sejak dulu, saya tahunya “insya Allah.

Perbedaannya adalah dalam transliterasi huruf ‘syin’ (ش). Setahu saya buku-buku Indonesia menggunakan transliterasi ‘sya’, bukan ‘sh’. Kalau bahasa Inggris memang ‘sh’.

Apakah kita akan mencampurkan transliterasi bahasa Indonesia dan Inggris? Kalau dalam karya ilmiah pasti tidak boleh dicampur, bukan?


2. Jangan menulis SMS dengan menyingkat assalamu’alaikum menjadi ‘ass’ karena makna bahasa Inggrisnya jelek
Kita sedang menggunakan penggalan bahasa Arab (assalamu’alaikum) dalam konteks komunikasi bahasa Indonesia, kenapa harus dinilai dari makna bahasa Inggris ya..?

Kalau kita mau konsisten menyalahkan transliterasi (penulisan huruf Arab ke dalam huruf latin), betapa banyaknya yang harus kita ubah, sehingga tidak layak kita terlalu mudah menyalahkan transliterasi orang lain.

Mari perhatikan penulisan ini:
1. Syahadat atau Syahadah?
2. Shalat atau Shalah?
3. Sholat atau Shalat?
4. Solat atau salat?
5. Allah atau Alloh?
6. Awloh atau Awllah atau Allah?
7. Silaturahmi atau Silaturahim?
8. Silaturohmi atau Silaturohim?
9. Mesjid atau masjid?
10. Pikir tau fikir?

Saya yakin banyak orang yang belum terpikir tentang cara penulisan yang benar dari 10 contoh di atas, padahal mereka sudah merasa paling benar dengan menulis “insha Allah” dan melarang keras penulisan “ass.” sebagai singkatan dari assalamu’alaikum.

Kan perbedaan penulisan bisa berbeda makna? Makanya kalau memahami tulisan hanya ingin dari segi harfiah, sebaiknya tulis saja dalam huruf Arabnya. Beres!

Namun kalau tulisan Arab dilatinkan, ya harus lebih berlapang dada ketika menemukan ada kesalahan dengan sedikit menggali ilmunya dulu (jangan dulu mengoreksi lho…Ini lebih tepat nasihat buat saya sendiri. Hiks..hiks..).

Kalau masih ingin menang sendiri, silahkan tuliskan surat al-Fatihah dalam huruf Latin. Ajak teman-teman santrimu atau aktivis dakwahmu sekitar 50 orang. Silahkan bandingkan, hasilnya sama enggak?

Kemungkinan hasilnya berbeda (kecuali gurunya sama dan bukunya sama), tapi ketika disuruh menuliskannya dalam huruf Arab kemungkinan besar sama.

Jadi, yuk tangkap informasi berlabel Islami itu dengan cek dan recheck berkali-kali, jangan sampai kita ingin jihad, tapi malah ditangkap petugas bandara. Akhirnya, kita malah mempermalukan orangtua. hmmmm

"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment