Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, April 11, 2015

Landasan Negara Islam Khilafah Adalah Quran dan Hadits, Keliru!!!

Pada saat semangat juang menegakkan syiar Islam sedang menggelora, tiba-tiba datang pertanyaan:
1. Apakah Anda ingin menjadi Muslim Kafah?
2. Apakah Anda ingin tinggal di negara Islam?

Wah, kita bisa langsung mengangguk. Bahkan kalau daya kritis kita diabaikan, maka kita bisa langsung bergabung ke organisasi yang menawarkan jawaban kedua pertanyaan di atas.


“Kita harus menjalankan Islam secara kafah dan harus menegakkan negara berbentuk Khilafah yang berlandaskan Quran dan Hadits.”

Rasanya ada nuansa heroik mendengar ungkapan di atas ya… Rasanya kita benar-benar menjadi Muslim sejati yang sempurna. Namun tenang dulu, jangan terlalu kepedean…!

Memangnya seperti apa negara berlandaskan Quran dan Hadits? Hi…hi.. Saya tertawa karena dulu benak saya sempat terbersit bahwa negara yang bagus itu harus berlandaskan Quran dan Hadits, bukan Pancasila.

Kemudian saya perhalus, bahwa Quran itu AD/ART-nya negara Muslim dan ini sempat diiyakan oleh seorang aktivis organisasi pelopor Negara Islam Khilafah.

Suatu hari saya diajak ngajar di suatu daerah oleh seorang dosen Fakultas Dakwah. Di jalan, kami ngobrol-ngobrol ringan tentang politik dan Islam. Eh, saya ditegur ketika bertanya: Apakah bisa dikatakan bahwa Quran itu mirip AD/ART-nya negara Islam?

“Kenapa disangkal, Pak?” kata saya.
Teman saya baru senyum, mobil keburu tiba di tempat tujuan.

Kemudian saya renungkan lagi…
Iya saja, masa iya Quran itu disebut AD/ART karena sangat berbeda. Quran itu lebih ke konsep menyeluruh, sedangkan AD/ART lebih spesifik.

Bagaimana dengan negara Islam berbasis Quran dan Hadits?
Kalau diucapkan memang nikmat dan indah. Tapi apakah mungkin negara berlandaskan Pancasila diubah menjadi negara berlandaskan Quran dan Hadits?

Tafsiran terhadap 5 ayat Pancasila saja sudah begitu rumitnya, apalagi para anggota DPR RI harus memahami tafsir 6.666 ayat Quran dan seabreg Hadits. Yang mengerti Shahih Bukhari saja saya yakin masih bisa dihitung jari. Apalagi Semua hadits, baik Shahih maupun Sunan.

Sampai saat ini, saya enggak percaya akan ada negara yang menggunakan Quran dan Hadits sebagai landasan negaranya. Barangkali para aktivis salah ucap tuh….

Yang logis itu, negara dijalankan berdasarkan nilai-nilai Islam (Quran dan Hadits). Sementara itu, landasan negaranya pasti hasil kesepakatan para ulama lagi, seperti halnya melakukan Qiyas terhadap Piagam Madinah yang pernah digunakan di masa Rasulullah.

Tidak cukup melakukan qiyas terhadap Piagam Madinah, kita juga harus mempertimbangkan landasan negara Islam yang digunakan Rasulullah sebelum Hijrah dan setelah Fathul Makkah.

Seorang aktivis berkata: “Kalau negara kita Islam, maka semua hukum Islam juga, maka keadilan pasti tercapai. Contoh, orang akan takut mencuri karena tiap tangan pencuri akan dipotong.”

Terdengarnya sangat adil ya….

Tapi sebentar…bukan saya alergi aturan Islam, tapi saya berkali-kali melihat kenyataan.

Hukum potong tangan untuk pencuri itu bagus, tapi masalahnya: “Apakah para penegak hukumnya bisa dipercaya?”

Kalau kasusnya: “Seorang nenek miskin yang dituduh sebagai pencuri kayu harus dipotong tangan, bagaimana?”

Bagaimana kalau melihat status tersangka Budi Gunawan? Siapa yang mau dijatuhi hukum Islam? Budi Gunawan atau Abraham Samad?

Bagaimana dengan kasus Bibit & Candra KPK yang tidak terbukti bersalah?

Nah, itu dia. Aturan Islam pasti baik, tapi para penegak hukumnya, siapa yang bisa dipercaya?

Meskipun kita merindukan negara berbasis hukum Islam, tapi tidak sesederhana mengganti kata Pancasila dengan kata Islam lho…

Satu lagi, bagaimana dengan kasus TKI di Arab Saudi? TKI membunuh majikannya karena menyelamatkan diri dari kejahatan majikannya. Siapa yang mau dipancung? TKI atau majikan?


Jadi, jangan obral negara Islam atau Khilafah deh….kasihan orang awam seperti saya. Hi..hi..
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment