Sudah beberapa kali, tetangga datang ke rumah dan menitipkan
anaknya yang belum bisa ngaji padahal ia sudah ngaji dengan guru ngajinya
bertahun-tahun.
Masalahnya, bukan belum bisa ngaji kelas tinggi, tapi baca
Iqra (a ba ta tsa) saja belum bisa. Ya ampuuuun, betapa malangnya anak-anak
kita…!
Coba bayangkan, kita ini orang Islam, punya anak sudah kelas
1 SMP belum bisa baca Quran sama sekali. Ini keterlaluan juga, menurut saya…!
Kalau kita sebagai orang tua, coba cek sesekali (kalau tidak
bisa sering), minta anak kita membaca Quran atau pelajaran agama yang diperoleh
di sekolah atau di tempat ngaji. Walaupun kita bukan ustadz, secara naluri akan
bisa menilai anak, apakah mereka benar-benar ngaji atau enggak? Ini sudah
dipraktekkan oleh seorang pedagang ikan pindang. Si Ibu ini sendiri tidak bisa
ngaji dengan bagus, tapi ia suka mendengar guru ngaji membaca Quran. Sehingga
ketika anaknya tidak lancar baca Quran, ia bisa mengetahuinya.
Kalau kita sebagai guru ngaji, baik formal maupun non-formal,
coba cek anak didik kita, apakah dia sudah ada perkembangan ilmunya. Murid saya
kan IQ super lemot?
Kita harus bisa membedakan dengan cara mengecek berkali-kali,
apakah anak didik kita itu IQ rendah atau enggak normal. Kalau yang enggak
normal, biasanya sudah ratusan kali diajari hal yang sama, mereka terus lupa.
Kalau begini, kita harus sabar dan mencarikan sesuatu yang bermanfaat untuk
mereka, tidak perlu dipaksa bisa ngaji. J
Kalau murid kita kecerdasannya rendah, maka ini bisa
diberikan perhatian khusus, misal disuruh mengulang satu kata sebanyak 10 kali
atau bahkan sampai 50 kali hanya untuk membaca satu baris tulisan Arab. Setelah
diulang-ulang, mereka biasanya bisa juga ngaji.
Repot banget harus ngurus murid otak lemot?
Makanya, murid yang cerdas sarankan untuk belajar di rumah.
Datang ke pengajian, mereka harus siap tes! (Tapi jangan merepotkan orang tua
lagi ya…) Kalau kita ingin membiarkan murid otak lemot tanpa diberikan solusi
sehingga mereka sama sekali tidak bisa membaca huruf Hijaiyah, sebaiknya segera
kembalikan kepada orang tuanya, minimal diberitahukan bahwa Anda sebagai
gurunya tidak mampu.
OK. Itu saja. Hati-hati para guru dan orangtua, jangan
biarkan anak kita berlabel sekolah, tapi enggak bisa apa-apa.
Sekali lagi, masa ngaku ngaji sudah 7 tahun, mereka tidak
bisa membaca huruf hijaiyah (a ba ta tsa). Sungguh mengenaskan…! Semoga tidak
terjadi lagi.
Catatan:
Kasus di atas banyak saya jumpai lho…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
Ini perlu diulas memang, tak hanya materi Sekolah. Pendidikan Agama memang cukup penting diperhatikan, kalau sudah terlambat bakalan lebih susah dari anak yang lemot sekalipun.
ReplyDelete