Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Sunday, May 17, 2015

Otak Kamu Lemot? Cek Makananmu, Segera!



Kalau bicara makanan dan otak, saya suka ingat masa kecil. Saat SMA, saya sudah mulai membaca buku-buku tentang cara melejitkan kecerdasan. Saya juga ada keinginan untuk bisa berbicara menggunakan istilah-istilah ilmiah yang biasa diucapkan oleh para narasumber di televisi.

Ketika ikut rombongan sepak bola, saya bercanda dengan teman menggunakan istilah-istilah keren itu (ilmiah) plus agak mirip syair. Eh, kedengaran oleh sponsor tim lawan.


Mereka bilang: “Ah, ngapain ngomong keren-keren kalau masih makan terasi!”
Teman-teman tahu kan terasi? Di kampung saya, orang miskin sangat identik sering makannya hanya dengan terasi atau garam saja, termasuk saya. Hi..hi..

Tapi sebenarnya orang kaya suka terasi dan garam juga, tapi mereka memakannya karena suka saja, bukan karena tidak ada lagi. He..he..

Waktu itu saya kasihan sama mereka yang menghina saya, sudah makan dengan terasi, eh bicara hanya dengan kata-kata orang lemot, bahkan ada yang manggil-manggil binatang gitu!

Dulu itu saya sepakat dengan teman-teman sekolah, biarpun kita makan dengan terasi atau garam, otak kita harus tetap encer. Kalau tidak sejenius Habibie, ya minimal otak kita jangan sampai terkena karat saja. Makanya pakai mikir!

Sudah kepanjangan cerita masa kecilnya… Ini nih intisari mediaindonesia.com tentang “Makanan dan Otak”.

Penelitian yang dilakukan US National Institute of Neurological Disorders and Stroke dengan melibatkan 28 ribu peserta yang berusia di atas 55 tahun menyimpulkan bahwa mengonsumsi makanan sehat membuat otak lebih cemerlang di masa tua.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan, 5.687 peserta yang mengonsumsi makanan sehat mengalami penurunan kognitif 13% dan 5.459 peserta yang mengonsumsi makanan tidak sehat mengalami penurunan kognitif hingga 20%.

Jadi, kita harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi, agar terjamin gizinya ya… Itu juga kalau punya. Kalau adanya hanya nasi saja, ya makan saja biar enggak kelaparan. He..he..

Keharusan makanan bergizi itu berlaku bagi yang mampu ya? Bagi orang miskin mah yang penting makan saja. Namun ini ada pelajaran dari ayahku tercinta ketika dulu masih belum meninggal:

Ayahku biasanya lebih mengutamakan makanan bergizi untuk anaknya daripada membangun rumah bagus-bagus. Rumah itu asal bisa dipakai untuk berteduh saja…!

Tapi beliau memberi makan anaknya yang lumayan bergizi sih, seperti ikan dari kolam sendiri, daging kambing beli dari tetangga (tapi daging dan telur ayam ternak sendiri, walaupun bukan peternakan), sayur-sayuran tersedia di kebun dan anak-anaknya harus makan sayuran termasuk lalap daun singkong (walaupun dulu saya kurang suka, jangankan lalap, ikan mas juga kurang suka! Hi..hi..)

Makanan bergizi tidak hanya langsung diberikan kepada anak. Ketika ibuku hamil, ayah biasanya memberikan makanan lebih bergizi lagi. Ayah bilang ke Ibu: “Makannya harus 2 kali lipat, satu lipat untuk ibu sendiri dan yang satunya lagi untuk bayi dalam kandungan!”

Apakah ayah saya kaya?
Justru itu, rumah kami belum pernah memakai keramik. Ha..ha..

Tapi saya bersyukur karena sekarang otak saya, adik dan kakak-kakak saya tidak terlalu sulit diajak belajar. Ya lumayan lah minimal buat nulis di blog ini. He..he..

Kalau ayah saya tidak punya rumah keramik, kenapa mesti diceritakan di sini?
Itu dia. Saya melihat ada orang lain yang ekonomi keluarganya lebih amburadul dibanding aya, eh rumahnya bagus-bagus, tapi sayang mereka ngasih makan anaknya terlalu sederhana, ya itu tadi andalanya “terasi atau gram”. Hasilnya, otak anak-anak mereka banyak yang lama loading-nya… (Maaf tidak bermaksud menghina ya…, tapi biar kita bisa membuat prioritas).

Masa keluar dari rumah bagus, otak kita kosong….!

PERHATIAN….
Cerita ini BUKAN hanya fiktif belaka, bukan pula bermaksud menunjukkan KEANGKUHAN SAYA, tapi saya bahagia hidup di keluarga yang memperhatikan asupan makanan bergizi walaupun tidak semewah orang-orang kaya. J


Kamus Kecil Bahasa Inggris
penelitian: research
makanan: food
sehat: healthy
otak: brain
mengalami: experience
Example:
Nutritious food influence our brain.
(Makanan bergizi mempengaruhi otak kita)

Kamus Kecil Bahasa Arab
penelitian: فَحْصٌ
makanan: طَعَامٌ
sehat: صِحَّةٌ
otak: عَقْلٌ
mengalami: يُجَرِّبُ
مثال:
عِنْدَهُمْ عَقْل صِحَّة الْاَنَ
(Mereka memiliki otak yang sehat sekarang)

Kamus Kecil Hanzi Bahasa Mandarin
penelitian: 科研: keyan
makanan: : shi
sehat: : hao
otak: 脑袋: naodai
mengalami: : jing

Kamus Kecil Kanji Bahasa Jepang
penelitian: 調査
makanan: 食べ物
sehat: 元気な
otak:
mengalami: 経験する

Kamus Kecil Hiragana dan Katakana Jepang
penelitian: chousa ちょうさ(チョウサ)
makanan: tabemono たべもの(タベモノ)
sehat: genki na げんきな(ゲンキナ)
otak: nou のう(ノウ)
mengalami: keiken suruけいけんする(ケイケンスル)

"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment