Hello Katabah!
Dalam kalimat bahasa Jepang, kadang-kadang ditemukan tulisan
satu huruf, yaitu “o”. Ini disebut partikel yang mana tidak perlu diterjemahkan.
Menurut tata bahasa Jepang, partikel ‘o’ itu berfungsi
sebagai penunjuk objek pada kata benda sebelumnya (Jim San 2006).
Akan tatapi, (walau agak kurang tepat) saya suka menyebut
bahwa partikel ‘o’ itu berguna untuk memisahkan antara kata kerja dan kata
benda.
Contoh:
1. Aburaage o tabemasu.
(Saya makan tahu goreng)
Aburaage: tahu goreng
Tabemasu: makan
2. Hon o yomimasu.
(Membaca buku)
Hon: buku
Yomimasu: membaca
3. Hon o motsu.
(Membawa buku)
Motsu: membawa
4. Okashi o tabemasu.
(Saya makan kue)
Okashi: kue
5. Ocha o nomu.
(Minum air teah)
Catatan:
Dalam bahasa Jepang, apabila subyeknya tidak disebutkan
(Saya, Kamu, atau yang lain), maka biasanya bersubyek “saya”.
Lalu, pendapat saya di mana tidak tepatnya?
Pada contoh seperti ini:
Anata wa nani o yomimasu ka?
(Anda akan membaca apa?)
Pada kalimat ini memang ada kata kerja, tapi tidak ada kata
benda karena “nani” artinya “apa” alias kata tanya.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment