Hello Katabah!
Bagi yang sudah agak
lama berlangganan membaca materi bahasa Arab pada blog ini, mungkin pernah
membaca beberapa contoh jamak taksir itu langsung diambil dari kamus.
Memang dengan melihat
bentuk jamak taksir dari kamus bisa dirasa cukup dan sudah mendukung kita untuk
memahami bahasa Arab. Akan tetapi, ketika kita ingin mengkaji bahasa Arab lebih
mendalam, maka pola jamak taksir perlu dipahami juga.
Saya sendiri belum tahu
berapa banyak jumlah jamak taksir yang biasa digunakan dalam bahasa Arab. Namun
banyak sekali kata tunggal yang bentuk jamaknya berupa jamak taksir.
Karena banyaknya jumlah
jamak taksir, maka kita akan kerepotan ketika hanya bergantung pada kamus,
sehingga kita tidak mampu menerka-nerka.
Keuntungan mengetahui
pola pembentukan jamak taksir akan sangat bermanfaat ketika kita ingin menulis
dalam bahasa Arab. Jangan sampai, kita menggunakan jamak mudzakar salim atau
jamak mu`annats salim, padahal seharusnya menggunakan jamak taksir.
Bagaimana polanya?
Salah satu sumber yang
saya baca tentang pola pembentukan jamak taksir adalah buku Alfiyah. Belajar
mengenali pola jamak taksir hampir sama ketika kita belajar Tashrif mengubah
fi’il madhi menjadi fi’il amar, isim zaman, isim alat, dan lain-lain. Dengan
demikian, ada istilah wazan yang digunakan.
Contoh wazan jamak
taksir:
فُعُلٌwazan
كِتَابٌ – كُتُبٌ Penerapannya:
(buku-buku – sebuah buku)
اَفْعِلَاءُwazan
صَدِيْقٌ – اَصْدِقَاءُ Penerapannya:
(para sahabat – seorang sahabat)
Saya ingin sekali
membahas tentang wazan-wazan jamak taksir seperti ini lebih banyak lagi agar
lebih lancar dan paham. Semoga bisa saya tulis di posting lain.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment