Hello Katabah!
Salah satu ciri I’rab Nashab
dalam Bahasa Arab adalah adanya tanda fathah. Tanda fathah dikenal oleh orang
Sunda dengan istilah “jabar” (Ingat…istilah ini bukan singkatan dari Jawa Barat
ya..! he..he..).
Adapun tanda fathah
biasa digunakan pada tiga tempat, yakni:
1. Isim mufrad (kata
benda tunggal)
Contoh:
أَكَلْنَا كَعْكًا
(Kami telah memakan kue)
رَاَيْتُ السَّاحِلَ
(Saya sudah melihat pantai)
Pada contoh di atas,
mufradat yang menerima Nashab Fathah adalah كَعْكًا (artinya: kue) dan السَّاحِلَ (artinya: pantai).
2. Jamak taksir (bentuk
jamak tak beraturan)
Contoh:
اُنْظُرُ السَّوَاحِلَ
(Saya sedabg melihat pantai-pantai)
اَعْرِفُ اَطِبِّاءَ
(Saya mengenal para dokter)
Pada contoh di atas,
mufradat yang menerima Nashab Fathah adalah السَّوَاحِلَ (pantai-pantai) dan اَطِبِّاءَ (dokter-dokter).
3. Fi’il Mudhari’ yang
asli
Maksud asli di sini
adalah, fi’il mudhari’ yang ujungnya tidak menerima tambahan apapun, seperti
huruf wawu dan nun ketika bentuk jamak.
Contoh:
اَنَا اُرِيْدُ اَنْ يَذْهَبَ
(Saya ingin pergi)
الْعَالِمُ لَنْ يَخْسِرَ
(Orang berilmu itu tidak akan merugi)
Nashab fathah yang
terjadi pada fi’il mudhari biasanya karena fi’il mudhari’-nya didahului huruf
nashab seperti اَنْ, لَنْ, dll.
Pada contoh di atas,
mufradat yang menerima Nashab Fathah adalah يَذْهَبَ (pergi) dan يَخْسِرَ (merugi).
Artikel Terkait:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment