Hello Katabah!
Mungkin karena ingin
mensukseskan Arabisasi, maka banyak buku pelajaran bahasa Arab yang ditulis
dalam bahasa Indonesia suka menggunakan bahasa serapan Arab.
Contoh:
Untuk menyebut “kata”,
mereka menggunakan istilah “kalimah”.
Untuk menyebut
“kalimat”, mereka menggunakan istilah “jumlah”.
Karena keinginan
Arabisasi seperti di atas, saya pernah kebingungan ketika memahami makna
“huruf”. Setahu saya, huruf itu berupa: A, B, C sampai Z. Dalam bahasa Arab
dapat berupa: alif, ba, ta sampai ya.
Pertanyaannya: Mengapa
kata “ila” (الى)
yang berarti “ke” disebut huruf jar?
Bukankah “ila” (الى) ini sudah termasuk
sebuah “kata”? Bukankah huruf Arab itu terdiri atas alif sampai ya?
Nah, dulu saya sempat
bingung. Masa ketuker-tuker? Jawabannya antara lain:
1. Istilah huruf dalam
bahasa Arab memiliki arti lebih luas daripada huruf dalam bahasa Indonesia.
2. Adapun huruf yang
terdiri atas “alif, ba, ta sampai ya” biasa disebut “huruf hijaiyah”. Bagi saya
sendiri, ketika ada orang awam meminta daftar huruf Arab, maka saya berikan
saja daftar “huruf hijaiyah.”
3. Namun ketika diminta
menyebutkan huruf jar, huruf nashab, huruf jawab, huruf taukid, dan sejenisnya,
maka saya tidak menjawab dengan “huruf hijaiyah” karena pasti salah.
Jadi, ketika kita
menyebut “huruf jar” dalam bahasa Arab, maka makna bahasa Indonesianya “kata
jar” karena “ke dan dari” biasa disebut “kata depan” (dalam bahasa Indonesia).
Orang lain menyebut
“huruf jawab” dalam bahasa Arab, maka makna bahasa Indonesianya adalah “kata
untuk menjawab” (seperti: ya, tidak).
OK. Begitu dulu
pembahasan kali ini. Nanti, kita bahas contoh huruf dalam tata bahasa Arab satu
per satu disertai contoh kalimatnya. InsyaAllah!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment