Hello Katabah!
Dalam Ilmu Nahwu bahasa
Arab, “La Nafiyah Lil Jinsi” berfungsi menashabkan (fathah) Mubtada dan
merafa’kan (dlammah) Khabar.
Contoh:
لَا خَوْفَ عَلَيْهِ
(Tidak ada takut baginya)
لَا شَكًّا عَلَيْكَ
(Tidak ada ragu bagimu)
لَا تِلْمِيْذَ فِى الْفَصْلِ
(Tidak ada murid di dalam kelas)
لَا وَلَدَ فِى الْبَيْتِ
(Tidak ada anak laki-laki di rumah)
Yang harus benar-benar
diingat pada penerapan “La Nafiyah” seperti pada contoh-contoh di atas adalah
setelah “La” harus berupa “isim” (kata benda). Kata “khaufa” (خَوْفَ) juga memiliki arti
harfiah “ketakutan”. Kata “ketakutan” ini termasuk isim, bukan?
Tampaknya, untuk
benar-benar memahami pokok bahasa di atas harus belajar banyak lagi karena
nanti saya harus pula mempelajari syarat-syarat “La” bisa berfungsi seperti
“inna”.
Bahkan, saya harus mampu
membuat kalimat menggunakan “La” dalam bentuk kalimat “yang beramal” dan “yang
tidak beramal”. Lalu, apa yang dimaksud dengan “yang tidak beramal”? Nanti saja
dibahasnya ya…hi..hi..
Artikel Terkait:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment