Hello Katabah!
Suatu pagi, saya bertemu
seorang dosen bahasa Inggris di sebuah perguruan tinggi swasta. Kami ngobrol
sedikit. Beliau berkata bahwa English Day di kampusnya belum efektif?
English Day merupakan program
sehari berbahasa Inggris yang diterapkan di suatu kampus atau sekolah. English
Day biasanya agak sering terdengar cukup berhasil diterapkan di
pesantren-pesantren.
Saya berusaha menduga
apa saja yang mungkin menjadi kendala untuk program?
1. Tidak sedikit
mahasiswa yang tidak suka bahasa Inggris karena terasa sulit
2. Pihak kampus kurang
aktif mensukseskannya, misal: para staf atau dosen tetap masih enggan berbahasa
Inggris
3. Tidak ada reward
(hadiah) untuk mahasiswa paling bagus dan punishment (sanksi) bagi yang
berbicara selain bahasa Inggris, misal: menghapal 5 vocabs bagi yang melanggar
4. Para dosen kurang
memotivasi mahasiswanya untuk aktif dalam English Day
5. Tim English Day
(Dosen dan Tim) kurang kreatif dan kurang keberanian melakukan
terobosan-terobosan yang mungkin masih dianggap aneh:
Misal:
a. Ajaklah mahasiswa
(termasuk dosen) untuk berbahasa Inggris menggunakan kamus saku!
b. Ajaklah mahasiswa
(termasuk dosen) untuk berbahasa Inggris walaupun salah grammar!
c. Ajaklah mahasiswa (termasuk
dosen) untuk berbahasa Inggris walaupun salah pengucapan, misal: “good” dibaca
“good” (bukan “gud”), “fine” dibaca “fine” (bukan “fain”), dll.
Saya berpendapat bahwa
yang paling penting saat ini adalah mahasiswa harus berani dulu berbahasa Inggris
walaupun salah. Nanti, pada saat masuk mata kuliah bahasa Inggris biarkan dosen
bahasa Inggris yang mengoreksinya.
Pendapat ini muncul
setelah sedikit mengamati kegagalan para siswa dalam mengarang menggunakan
bahasa Indonesia. Yang saya rasakan, ketika belajar bahasa Indonesia itu
terlalu sibuk dijejali teori, mulai dari tata bahasa hingga sastra.
Tapi….prakteknya hampir nol besaaar….!
Silahkan saja kita
ingat, berapa kali membuat puisi di kelas? Berapa kali membuat cerpen di kelas
pada saat pelajaran bahasa Indonesia? Berapa sering membuat makalah atau
laporan penelitian? Hiks…hiks…
Saya juga cukup yakin
bahwa saat ini masih banyak sekolah yang senasib dengan sekolah saya
dulu…Terlalu banyak teori. Wong, Ujian Nasional bahasa Indonesianya juga Pilihan
Ganda. He..he..
Ingin lebih jelas lagi
buktinya bahwa pelajaran bahasa Indonesia atau Inggris terlalu banyak teori?
Coba ingat! Berapa
banyak guru yang memberikan nilai plus untuk para siswa yang hobi ngeblog?
Kayaknya, masih jarang tuh…!
Artikel Terkait:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment