Hello Katabah!
Untuk
menumbuhkan motivasi kita dalam belajar bahasa Arab, coba kuasai dua pola
kalimat saja, yaitu Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyyah.
Misalnya, kita
sudah banyak paham tentang Jumlah Ismiyyah. Maka kita bisa membuat kalimat
sebanyak-banyaknya menggunakan pola kalimat Jumlah Ismiyyah.
Bagaimana kalau
salah dalam perubahan menjadi bentuk mutsanna dan jamaknya? Tenang saja, yang
penting kita praktek membuat kalimat bahasa Arab tiap hari.
Semakin sering
kita membuat kalimat bahasa Arab, maka akan semakin penasaran wawasan tata
bahasa Arab kita.
Mungkin tahapan
belajar Jumlah Ismiyyah berikut ini bisa dicoba:
1. Cara membuat
Jumlah Ismiyyah itu, isim (kata benda) diletakkan di awal kalimat.
2. Setelah paham
nomor 1, kemudian tingkatkan kemampuan kita, misal membuat 10 kalimat Jumlah
Ismiyyah dengan kosakata (mufradat) yang berbeda. Kita bisa menggunakan kamus.
3. Setelah paham
nomor 2 (yang hanya menggunakan isim mufrad/tunggal), kita buat kalimat Jumlah
Ismiyyah menggunakan isim mutsanna (dua).
4. Kalau kita
belum memahami bentuk mutsanna pada isim dan fi’il, maka coba dulu bentuk
mutsanna pada isimnya.
5. Kalau nomor 4
sudah bisa (walaupun fi’ilnya masih mufrad), maka kita bisa coba menggunakan
isim bentuk jamak.
6. Nah, kalau
sudah bisa membuat bentuk mutsanna dan jamak pada isimnya, kita coba dengan
perlahan-lahan membuat bentuk mutsanna dan jamak pada fi’ilnya. Kan rumusnya
begini:
Jika isimnya
mufrad, maka fi’ilnya harus mufrad.
Jika isimnya
mutsanna, maka fi’ilnya harus mutsanna.
Jika isimnya
jamak, maka fi’ilnya harus jamak.
Jika isimnya
mudzakar (laki-laki), maka fi’ilnya harus mudzakar
Jika isimnya
mu`annats (perempuan), maka fi’ilnya harus mu’annats.
Keenam tahapan
di atas bisa dipraktekkan, kecuali kalau kita sedang mengerjakan soal-soal
sekolah atau kuliah. Khusus untuk tugas kuliah, usahakanlah harus langsung
benar semuanya (kalau mampu).
Akan tetapi,
kalau praktek latihan sendiri, saya bahkan pernah menulis bahasa Arab tidak
membedakan mudzakar dan mu’annatsnya. Jadi, semua fi’il yang digunakan adalah
fi’il madhi mudzakar mufrad dlammir huwa.
Begitu juga
dengan isim, saya menggunakan isim mufrad mudzakar untuk semua tulisan di buku catatan
saya. Ini ide sedikit gila, tapi saya berpendapat “Yang penting kita sendiri
bisa paham.”
Artikel
Terkait:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment