Hello Katabah!
Kalau bicara musik
favoritku, Dangdut jawabannya ha..ha.., terutama yang slow-slow dan tidak
terlalu pekat dengan musik.
Namun, ketika ada kontes
Dangdut, saya biasanya suka malas mendengar para komentator berkomentar karena
tidak satu pikiran dengan saya dalam penyampaiannya, ada yang tampak merasa
paling benar, ada yang suka ingin membuat peserta tertekan sampai nangis
(emangnya lagi kontes mental?).
Tapi ketika ada acara
Dangdut Asia Indosiar, saya penasaran karena para komentatornya berasal dari
negara-negara tetangga juga, seperti: Malaysia, Brunei Darussalam dan
Singapura.
Para komentator dari
negeri tetangga tersebut berbicara dalam bahasa Melayu yang sekali-kali
tercampur dengan bahasa Inggris. Bagi saya ini lucu sekali karena terasa nonton
Ipin Upin. Hi..hi..
Yang tak kalah
menariknya buat saya adalah ketika komentator dari Singapura berbicara campur
bahasa Indonesia, Melayu dan Inggris, Ada ungkapan seperti ini “Anda very bagus
sekali.”
Ternyata, bahasa
dicampur-adukan juga tidak masalah. Terbukti, saya paham. Yang tidak boleh itu
mencampur-adukan dua bahasa dengan maksud merusaknya. Kalau mencampur-adukannya
karena masih belum bisa, ya sah-sah saja! Yang penting, kita bisa saling mengerti
maksud yang diucapkan oleh lawan bicara masing-masing!
Hal lain yang menarik,
di antara para komentator dan peserta bisa saling bertukar ungkapan bahasa
masing-masing yang tidak jarang ada kesamaan kata, tapi berbeda arti. Satu
lagi, ternyata peserta Dangdut dari luar negeri bajunya sopan-sopan ya…! Kenapa
banyak penyanyi Dangdut Indonesia yang “tak pakai” baju ma….?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment