Hello Katabah!
Dulu itu saya menilai
bisnis online penipu atau bukan itu dari jenis bisnisnya: misal: MLM, Money
Game, dll. Tapi setelah memperhatikan aktivitas nyata di masyarakat, saya
berubah pendapat. Ini alasannya:
Di masyarakat, kita
sudah sangat akrab dengan kegiatan menabung di bank dan arisan. Kedua kegiatan
ini suka dilakukan banyak orang padahal seringkali, jangankan bisa menambah
untung, modalnya pun malah berkurang.
Coba kita nabung di
bank. Setiap bulan dipotong untuk biaya administrasi sebesar Rp 5.500 dan biaya
ATM Rp 1.500.
Ketika arisan juga
begitu, uang kita malah dipotong untuk pengelola arisan. Tapi kenapa kita masih
suka nabung dan arisan?
Ketika arisan, terbayang
adalah bagian giliran arisannya. Misal, dengan storan Rp 10.000 per bulan, kita
bisa menerima Rp 900.000 selama setahun. Padahal Rp 900.000 itu uang kita
sendiri dan uang teman-teman yang telah distorkan selama 12 bulan. Harusnya
kita menerima Rp 1.000.000, tapi karena harus dipotong pengelola, maka Rp 100.000
buat pengelola deh (misal).
Dengan kehilangan Rp
100.000 itu, apakah kita merasa tertipu? Tentu tidak, bukan? Banyak orang
senang-senang saja dengan sistem arisan tersebut.
Lalu, muncul pendapat di
Internet terkait money game atau MLM. Sebagian orang tidak menyukai kedua
bisnis online tersebut karena menganut member bayar member.
Artinya, Member nomor 1
mendapatkan keuntungan dari Member nomor 2. Member nomor 2 mendapatkan untung
dari Member nomor 3.
Saya menilai sistem
member bayar member seperti di atas bukanlah penipuan selama perusahaan
tersebut menyelenggarakannya dengan adil. Kalau tidak adil barulah penipuan.
Tidak adilnya bagaimana?
Sebuah bisnis online
dikatakan penipuan itu bukan karena Member bayar Member, tapi:
1. Pemilik perusahaan
mengeruk uang dari para member, kemudian sebagian besar keuntungan digunakan
untuk perusahaan sendiri.
2. Pemilik perusahaan
mengumpulkan uang para member, kemudian kabur membawa uang tersebut dan tidak
membayar member lagi.
Kedua cara di ataslah
yang menyebabkan para member merasa tertipu. Seandainya, sistem member bayar
member dikatakan penipuan, saya bertanya:
1. Bagaimana dengan
adanya arisan?
2. Bagaimana dengan
adanya asuransi?
3. Bagaimana dengan
adanya pensiun?
Bukankah ketiga sistem
di atas juga menganut mirip member bayar member? Perbedaannya (yang saya duga)
antara lain:
1. Member bayar
member-nya dilakukan dalam jangka panjang
2. Tidak semua orang
menggunakan uang asuransinya hingga mati, maka uang tersebut akan menjadi
anggaran yang akan dibayarkan kepada orang yang masih hidup. Bukankah angka
kelahiran itu biasanya lebih banyak dari kematian? Dengan kata lain, orang yang
bayar storan asuransi itu lebih banyak daripada yang dibiayai asuransi.
Saya tidak mengatakan
Asuransi sebagai money game, tapi mirip money game. Asuransi tidak disebut
money game karena mungkin saja dana yang sudah terkumpul akan diinvestasikan
sehingga untungnya bisa untuk biaya asuransi.
Jadi, yang perlu
diwaspadai dalam bisnis online itu: apakah pengelolanya akan kabur atau enggak?
Makanya, mulailah dengan modal kecil dulu dan jangan terlalu besar menyimpan
modal, kalau bisnis online tersebut belum jelas kredibilitasnya.
Jangan sampai, kita
punya uang Rp 5 juta. Kemudian kita modalkan semuanya. Ini jangankan di dunia
online, di dunia nyata juga jangan dilakukan dong….! Meskipun bisnis dengan
teman atau dengan suatu lembaga yang tampak bonafid, tetap kita harus waspada
atas penipuan yang mungkin terjadi.
Kita tahu bank? Pasti
tahu ya…! Kadang-kadang ada berita tentang sebuah bank yang tidak mampu
mengembalikan uang nasabahnya sehingga para nasabah harus demo dan menggugat ke
pengadilan. Itu artinya kita harus selalu waspada terhadap penipuan walaupun
lembaganya sekeren bank!
Ya, kalau bank-bank yang
sudah terkenal – seperti BRI, BCA dan Mandiri, mungkin sudah relatif sangat
aman dari penipuan.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment