Hello Katabah!
Ahok memang keren…!
Dihujat dan dicintai…! Ridwan Kamil pun memutuskan untuk tidak ikut bertanding
menjadi DKI 1. Walaupun alasannya ingin membangun Bandung, tapi para pendukung
Kang Emil kemungkinan besar telah melihat seberapa besar peluang Kang Emil
mampu mengungguli Kang Ahok. Mungkin saja, ramalan sementaranya: “Ahok masih nomor
1.” Hiks..hiks..
Kalau melihat dari
agama, saya tentu menginginkan gubernur Jakarta itu Muslim. Kalau melihat dari
sukuisme, saya pasti menginginkan gubernur DKI itu harus orang Sunda. Namun
kalau melihat dari kualitas, saya masih lebih percaya pada Ahok. Semoga
penilaian ini tidak keliru.
Kang Emil memang keren,
tapi berita yang masuk ke telinga dan mata saya cenderung dominan pada tata
kota di Bandung. Ibu Risma juga tampaknya pada tata kelola kota Surabaya. Pak
Ganjar masih belum terekspos ke benak saya selain gayanya yang merakyat dan
tidak tidak suka birokrasi berbelit.
Sementara itu, Ahok
cukup banyak terdengar gebrakannya dalam pemberantasan kasus pungli, suap atau
korupsi. Penertiban “preman-preman” Jakarta pun tidak kalah serunya seperti
yang saat ini terjadi di Kalijodo.
Sebenarnya saya juga
kurang setuju gaya Ahok menertibkan beberapa area di Jakarta yang cenderung
terlalu terburu-buru alias kasar. Saya lebih ingin pemimpin itu harus
memberikan tahapan-tahapan yang jelas untuk menertibkan orang-orang yang
tinggal di tanah negara.
Bermukim di tanah negara
itu memang melanggar, tapi mereka berbuat demikian kemungkinan besar berawal
dari ketidak-mampuan alias kemiskinan. Kalau mereka orang kaya, tidak mungkin
mau tidur di kolong jembatan tol.
Menurut saya, tinggal di
tanah negara itu bukanlah pelanggaran berat karena emangnya siapa negara itu?
Bukankah negara itu termasuk rakyat juga? Kalau rakyat tinggal di tanah negara
berarti tinggal di tanahnya, bukan? Hiks…hiks… Makanya jangan digusur, tapi
ditertibkan. Namun faktnya, penertiban diselewengkan menjadi penggusuran.
Terlalu…!
Pada prinsipnya,
penggusuran itu sebaiknya begini:
1. Berikan surat
peringatan!
2. Jika warga tidak
mematuhi peringatan, maka Satpol PP atau perwakilan pemerintah langsung menemui
warga untuk membantu membongkar rumah-rumahnya. Ingaaat.. bukan meluluh-lantahkan
pemukiman warga hingga rata dengan tanah.
3. Rumah warga harus
tetap bisa digunakan lagi oleh pemiliknya, kecuali pemerintah ingin memberikan
ganti rugi yang senilai.
Dengan tiga langkah di
atas, saya kira warga miskin tidak terlalu dirugikan. Kalau begitu, pemerintah
harus repot dong…? Namanya juga perwakilan rakyat, masa membenci dan menindas
rakyatnya?
Nah, walaupun saya tidak
setuju dengan semua gaya Ahok, tapi sampai saat ini belum ada calon yang
menarik hati saya melebihi Ahok.
Yusril?
Walaupun pernah menjadi
pengagum Yusril, tapi sekarang saya kurang respek setelah Yusril menjadi
pengacara beberapa kasus yang berbeda pendapat dengan saya. (ha..ha.. saya sok
pintar ya…! Ah, hanya pendapat saja….)
Sandiaga Uno? Sang
Pengusaha Sukses?
Saya cukup penasaran
dengan Sang Pengusaha ini. Tapi apakah ia ada keinginan dan keberanian kuat
membasmi koruptor walaupun harus bersitegang dengan DPRD DKI Jakarta? Nah, ini
yang masih kurang yakin.
Calon Yang Lain Yang
Mantan Menteri?
Perasaan, pada saat jadi
menteri, beliau tidak terdengar gebrakannya. Apakah ini karena saya kurang
update informasi atau memang enggak banyak obrak-abrik mafia? Ini yang membuat
saya masih ragu.
Oleh karena itu, sampai
detik ini, Ahok masih pendekar pilih tanding yang siap menjadi gubernur DKI
Jakarta berikutnya.
Anda punya calon lain?
Silahkan saja…..! Saya kan tidak akan milih karena bukan warga DKI, tapi Ahok
bisa menjadi salah satu pijakan bahwa gubernur DKI berikutnya harus lebih keren
dari Ahok, bukan hanya cari aman saja. OK…!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|