Hello Katabah!
Ada pasar tradisional,
ada minimarket? Ribuuut…!
Ada ojek konvensional,
ada ojek online? Sewot…
Ada taksi konvensional,
ada taksi online (berbasis komputer)? Anarkis…
Kenapa sih?
“Mas, ini masalah perut.
Tidak bisa ditawar-tawar lagi”, kata seorang pendukung demo angkutan
konvensional.
Masalahnya adalah supir
online juga sama-sama masalah perut. Kalau mereka sudah punya pekerjaan yang
layak, ngapain mau jadi sopir atau ojek?
Memang ada bedanya sopir
konvensional dan online. Bedanya adalah sopir konvensional sudah merasakan
pendapatannya sejak lama, sedangkan sopir online baru punya pendapatan
baru-baru ini. Untung mana coba? Masih untung sopir konvensional, bukan?
Memang sopir
konvensional dirugikan karena sopir online hingga 50%, tapi jangan berantem
juga kali…!
Apalagi ngotot ingin
angkutan online ditutup. Ini mah ciri manusia yang tidak mau maju. Angkutan
konvensional seyogyanya sadar juga bahwa kehadiran online lebih memudahkan
calon penumpang.
Yang penting adalah
bagaimana membuat regulasi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak,
konvensional dan online?
“Selama ada angkutan
online, angkutan konvensional pasti merugi dong…karena penumpang berkurang.”
Namanya juga usaha.
Tidak selamanya bisnis kita akan untung, tidak selamanya bisnis kita berjalan
tanpa saingan. Dalam usaha/bisnis kemampuan berinovasi tetap sangat dibutuhkan
dalam bentuk usaha sekecil apapun.
Jadi, yuk kita rela diri
berbagi penghasilan antara konvensional dan online. Yang online jangan ingin
untung sendiri sehingga pasang tarif terlalu murah, yang konvensional ayooo
tingkatkan pelayanannya agar calon penumpang tidak berpaling ke lain hati.
Yang jelas, “JANGAN
BERANTEM…!” Malu ah…. :D
Kalau taksi online
ditutup, jangan-jangan suatu hari nanti ada tuntutan untuk menutup toko online
juga. Waduuuh….bisa kembali ke jaman batu lagi tuh…!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|