Hello Katabah!
Saya punya usulan: “Tolong
hapus kebiasaan berkebaya dengan alasan memperingati hari Kartini!” Mungkin
usulan ini berlebihan, tapi kalau direnungkan mungkin Anda juga akan setuju.
Mengenakan kebaya di
hari Kartini memang ada manfaatnya, antara lain:
1. mengajak kita untuk
mengenang perjuangan R.A. Kartini
2. mensejahterakan para
produsen kebaya
3. melestarikan budaya
bangsa. Berkebaya adalah salah satu budaya.
Akan tetapi, saya cukup
jengkel karena sejak kecil sampai tua saat ini, yang riuh-gemuruh itu hanya
mengenakan kebaya. Bukankah ini budaya konsumtif?
Dengan adanya keharusan
berkebaya, betapa menjeritnya para orang tua siswa dari kalangan ekonomi rendah
untuk membeli kebaya padahal untuk makan saja susah. Tidak mungkin mereka harus
selalu pinjam, bukan?
Kenapa harus beli
kebaya, beli saja buku yang banyak…? Bukankah akan lebih bermanfaat bagi para
pelajar?
Menurut saya, mengenang
perjuangan R. A. Kartini tidak hanya berkebaya, bahkan masih banyak cara lain
yang lebih hebat dan positif, antara lain:
1. mengajak generasi
muda membaca surat-surat Kartini
2. membaca perjuangan
Kartini
3. Kalau ingin berkaitan
dengan kebaya, sediakan alat-alat pembuatan kebaya oleh sekolah/kampus. Ajaklah
para siswa/mahasiswa untuk membuat kebaya!
4. Kalau tidak ada
anggaran untuk membuat kebaya, undang saja para desainer atau pemerhati kebaya
agar mereka mempromosikan kebaya produknya.
5. Dan yang paling
penting adalah kita harus belajar memahami pola pikir R. A. Kartini, jika kita
benar-benar ingin meneladaninya. Bukan hanya pakai kebaya…!
Pakai kebaya itu ingin memperingati
hari Kartini atau hanya sekedar pamer baju? Hati-hati nih…!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|