Hello Katabah!
Rasanya, sekarang saya
ingin lebih bebas lagi menulis di blog ini, tidak hanya seputar belajar
komputer, bahasa asing dan uang. Saya ingin menulis tentang kisah mistik juga
hahh...
Saya sekolah SD di dekat
pemakaman umum. Tinggal di dekat gunung kecil yang jauh dari tetangga.
Ketakutan pada hantu tidak pernah tersebar di rumah, tapi tersemai di bangku
sekolah dari mulut teman-temanku tercinta.
Ada yang mengatakan
bahwa di sebelah timur tidak terlalu jauh dari pemakaman, ada tanjakan sepi,
hanya ada satu atau dua rumah yang sepi juga karena yang satu hanya berupa toko
jualan yang tidak begitu ramai pengunjung.
Menjelang Maghrib toko
tersebut biasanya tutup. Di samping toko itu ada pohon pete (bahasa Sunda: Peuteuy
Lantoro). Nah, di pohon Lantoro itulah suka ada hantu bergelantungan, katanya.
Meskipun saya tidak
percaya dan sudah bertekad tidak takut dengan hantu, tapi tetap ada saja rasa
sedikit takut ketika jalan menjelang isya melewati pohon Lantoro tersebut.
Surat Falaq-Binas pun seringkali menjadi senjata pengusir ketakutan.
Jika ada layar lebar,
saya kadang-kadang nonton sendirian karena ibu dan ayah tidak suka nonton ke
lapang. Pas pulang, saya harus melewati Pohon Lantoro itu. Mantra Falaq-Binas
pun kembali dibacakan. Ha..ha..
Menjelang usia SMA, saya
mulai memiliki banyak pemikiran. Pola pikir kritis terhadap pelajaran-pelajaran
sekolah dan gaya mengajar guru-guru di sekolah seringkali terasa aneh dan
membuat saya pusing untuk memahaminya. “Kenapa itu semua terjadi? Salah saya
karena IQ terlalu rendah? Atau salah guru karena tidak tahu cara mengajar?”
Pertanyaan ini seringkali jadi salah satu topik curhat ke guru ngaji yang
sedikit agak moderat.
Karena sering curhat,
pulang pun terpaksa sudah larut malam. Bahkan bisa sampai jam 12an malam. Dan
di larut malam itu pun saya harus melewati Pohon Lantoro.
Ternyata, hantu yang
biasa digosipkan teman-teman tak kunjung datang. Yang ada hanya pohon Lantoro
ditemani batu besar di sampingnya. Memang kadang-kadang terasa ada yang
bergerak terbang di belakang saya.
Tapi ketika dilihat, si
hantu terbang itu adalah daun pisang yang sudah kering sedang menari-menari
tertiup angin malam yang dingin menusuk keheningan.
“Selamat, selamat,
selamat…!”
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
|
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :) |
|