Hello Katabah!
Sebenarnya saya tidak
terlalu percaya pada pengobatan perana. Meskipun sempat diobati dengan perana
oleh saudaraku dan pernah sedikit mengenal latihan tenaga perana, tetap saja
masih kurang yakin. Tapi ketika kepepet, ya terpaksalah…
Ketika ada saudara yang
sakit hampir sekarat, hampir semua jenis pengobatan harus saya lakukan selama
tidak melupakan kekuatan Tuhan. Cara-cara yang masih perdebatan atau diragukan
oleh saya sendiri tetap harus dilakukan selama tidak harus menghamba kepada
jin, tapi tetap menghamba kepada Tuhan.
Suatu hari, kakakku
kambuh lagi sakitnya. Menurut medis, kakak menderita penyakit rahim seperti
miom atau hernia. Namun saya tidak tahu persis penyakit yang sebenarnya karena
berbeda dokter kadang-kadang berbeda hasil deteksinya, sampai diduga menderita radang
usus.
Apapun penyakitnya, yang
jelas, ketika kambuh kakak sangat kesakitan seperti yang mau sekarat.
Saya teringat seorang
tabib di kampung. Setahu saya, tabib ini tidak menghamba kepada jin.
Dzikir-dzikirnya pun tidak ada campur-aduk Quran dan jangjawokan (mantra Sunda
atau Jawa). Saya pun meneleponnya.
Saya punya ide: Sang
tabib menyalurkan tenaga perana dari rumahnya ke tangan kiri saya, sedangkan
tangan kanan saya menyentuh bagian perut kakak yang sakit sambil membaca ayat
kursi.
Hasilnya? Lumayan bisa
tidur.
Bagi yang mau
mencobanya, silahkan…! Tapi kalau masih memungkinkan ke dokter mah, bawa saja
ke dokter. Cara di atas hanya kalau lagi kepepet saja.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|