Hello Katabah!
Ketika sedang memahami
cara bercocok tanam hidroponik alias bercocok tanam hanya dengan air sebagai
pengganti tanah, Abah terus berpikir keadaan di sekitar. Barangkali ada yang
lebih mudah.
Menurut Abah, hidroponik
masih belum berani dicoba karena harus membeli larutan nutrisi air pengganti
tanah. Ketika ingin membuat sendiri, bahannya tidak mudah juga. Sebagai pemula,
Abah inginnya, beli benih, kemudian tanam. Cukup!
Setelah tumbuh, baru
berpikir bagaimana agar tumbuh subur. Tapi tahap awalnya, apakah Abah
benar-benar bisa menanam tanaman hias tanpa tanah?
Suatu hari, tiba-tiba
teringat sungai kecil di dekat rumahku. Sungai ini pernah membuat Abah bete karena
sering menyebabkan banjir ke rumah-rumah di sampingnya karena para pemilik
rumah membangun rumah di pinggir sungai sehingga lebar sungai semakin
menyempit.
Kenapa bete padahal
rumah Abah tidak kebanjiran?
Karena ketika tanah
semakin menumpuk kiriman dari hulu, Abah harus ikut kerja bhakti
membersihkannya. Dalam hal ini, bukan berbicara ikhlas atau tidak ikhlas
membantu tetangga. Akan tetapi, para warga di pinggir kali juga harusnya ada
kemauan untuk pindah dong!
Sudah menggunakan tanah
sungai. Ketika banjir harus dibantu warga lain. Eh, bukannya menabung untuk
siap-siap pindah ke jarak yang lebih jauh dari sungai, mereka malah membangun
rumahnya semakin bagus lagi. Kalau begitu, mereka mau nantang banjir kali…?
Twiw…twiw…twiww
Kembali ke tanaman hias.
Sekarang, saya sedang
berpikir untuk memanfaatkan tanah yang menumpuk di sungai itu untuk mengisi
pot-pot tanaman hias.
Lebih untungnya lagi,
ketika ditanyakan ke seorang anak muda: “Apakah tanah dari sungai itu suka
dijual?”
Ia menjawab: “Tanah yang
sudah diangkat dari sungai ke pinggir kali tidak dijual, tapi biasanya
tiba-tiba hilang, mungkin ada yang mengambil.” Dengan kata lain, tanah itu
“gratis-tis-tisss”!
Setahu saya, ada satu
keluarga yang rajin mengambil tanah dari sungai tersebut untuk membuat landasan
pembangunan rumah.
Nah, barangkali saja,
ada sungai kecil di sekitar Anda, maka manfaatkan saja untuk pot tanaman hias.
Tapi, Anda harus benar-benar mengecek terlebih dahulu: “Apakah airnya tidak
terlalu deras?”
Satu lagi tantangan
tanah sungai itu, yakni apakah tanahnya cukup subur untuk tanaman hias? Tapi
ayahku dulu pernah menanam beberapa tanaman hias dan pohon di tanah yang
diambil dari sungai juga.
Jika tenaga kita tidak
terlalu kuat, maka cukup ambil setengah ember saja tiap minggu. Ini sudah cukup
untuk dua pot tanaman hias. OK!
Semoga berhasil!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|