Hello Katabah!
Sebenarnya saya ingin
menulis tentang topik ini sejak Setya Novanto terpilih menjadi Ketua Umum
Golkar yang baru. Tapi karena baru sempat sekarang, ya tidak apalah, daripada
tidak sama sekali dan membuat perutku mual karena ide menulis tidak kesampaian.
Ha..ha..
Ketika Golkar memutuskan
untuk melakukan seleksi calon Ketua Umum, saya ada sedikit harapan bahwa Partai
Beringin ini sudah mau berubah menjadi baik.
Kehausan ARB atas
kekuasaan sudah tidak terlalu tampak karena ia merelakan untuk tidak menjadi
Ketua Umum “seumur hidup”.
Namun, ketika Novanto
terpilih, harapanpun pupus sudah. Muncullah pertanyaan: “Memangnya partai
sebesar Golkar sudah tidak punya lagi kader sehebat Novanto yang masih bersih?”
Novanto yang sudah
dilengserkan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena mencatut nama presiden
terkait kasus Papah Minta Saham tidakkah cukup memberikan sinyal bahwa Novanto
bukan orang bersih.
Jika Novanto masih
dianggap bersih dan dianggap sangat layak memimpin Golkar berarti MKD sudah
bersikap arogan dong….! Kenapa? Karena tega-teganya MKD “memecat” Novanto dari
kursi ketua DPR.
Namun, jika MKD memang
benar dan Novanto benar-benar bersalah. Semoga rakyat tidak mendukung Golkar
lagi. Apakah rela jika nanti orang bersalah memiliki pengaruh besar lagi di
negeri ini? Relakah bangsa ini dipimpin seorang Novanto yang telah melanggar
etik DPR?
Jika Novanto memang
tidak bersalah berarti MKD keliru dong…? Buktikan…! Agar rakyat seperti saya
tidak bingung memilih pemimpin. Jika Novanto tidak bersalah dalam kasus Papah
Minta Saham, maka MKD harus minta maaf di hadapan publik.
Jadi, SN itu baik enggak
sih?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|