Hello Katabah!
Salah satu kebiasaan di
bulan Ramadhan adalah membangunkan orang lain untuk sahur melalui pengeras
suara mesjid. Niat ini bagus, tapi sayang sekali waktu banyak yang tidak tepat.
Alih-alih membantu, malah mengganggu.
Ada para “pejuang” mulai
menabuh bedug pukul 12 malam. Ada juga pukul 2 atau 2.30 dini hari sudah
membangunkan sahur: “Sahur, sahur, sahur….!” Dengan teriak-teriak.
Sekitar pukul 2.30
sampai pukul 3 pagi hari tidak ada suara apapun di mesjid, ngaji tidak ada,
teriak sahur pun tidak ada. Saya menduga mereka sedang makan sahur. “Ya Tuhan,
makan sahurnya malam sekali…!” Dugaan ini bukan tanpa alasan karena ada
seseorang pernah berbicara sahurnya pukul 2 malam. Ini bukan sahur, tapi makan
malam kali…?
Ada dugaan lain, mungkin
mereka sedang shalat malam lagi.
Setelah pukul 3, ada lagi
yang ngaji dan teriak sahur sampai pukul 4 pagi.
Sekilas mereka sangat
baik karena ingin mengingatkan jangan sampai tetangganya terlewat makan sahur.
Namun sayang sekali, mereka tidak sadar bahwa banyak orang yang pulang kerja
pukul 11 sehingga jam 12 mungkin mulai tidur.
Mereka juga tidak
berpikir: “Jangan-jangan ada tetangga yang sedang sakit yang membutuhkan
keheningan malam.” Atau ada tetangga sedang ibadah yang membutuhkan kesunyian
sepertiga malam terakhir.
Lalu, kenapa dilarang
ngaji sebelum imsak atau adzan Shubuh?
Jika pengeras suaranya
kurang jelas, suara ngaji dan adzan Shubuh itu hampir tertukar, apalagi jika
lagam/iramanya hampir sama. Saya yang sedang makan kadang-kadang penasaran
memastikan apakah itu sedang ngaji atau adzan? Apakah jam di rumahku rusak atau
tidak? Apakah jadwal imsak dan adzan Shubuh di televisi sudah tiba atau belum?
Ini bukan hanya dialami saya, orang lain juga mungkin mengalaminya.
Menurut saya,
membangunkan untuk sahur itu cukup 3.30 pagi saja. Setengah jam sudah cukup
untuk mempersiapkan makan sahur. Pukul 4 kita makan sahur. Ini jika adzan
Shubuh sekitar pukul 4.30 pagi.
Ngaji menggunakan pengeras
suara? Saya masih meragukan manfaatnya. Mungkin akan lebih bagus jika setelah
shalat Shubuh. Itu juga tidak perlu terlalu lama hingga berjam-jam karena boleh
jadi mengganggu orang yang sakit.
Lebih amannya, ngaji
saja tanpa pengeras suara. Ini boleh 24 jam juga, silahkan…!
Jika teman-teman ada
yang setuju dengan tulisan ini dan menemukan kebiasaan serupa di lingkungan
sekitarnya, silahkan bujuk orang bersangkutan agar segera memperbaiki cara
membangunkan sahurnya. Mungkin kita bisa langsung mengingatkan, melalui orang
tua, atau melalui tokoh masyarakat yang lebih moderat. Semoga berhasil!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|