Hello Katabah!
Setelah Presiden Jokowi
mengeluarkan pernyataan bahwa harga daging sapi tidak boleh lebih dari Rp
80.000, banyak pihak tampak menolak, termasuk beberapa pimpinan daerah.
Saya hanya mendapatkan
sepenggal berita nih (Tolong, koreksi jika salah!):
“Walikota Surabaya
menolak karena kasihan kepada pedagang. Beliau memperkirakan harga layak
sekitar Rp 100.000.”
“Walikota Banjar menolak
juga.”
Harga di pasaran Rp
120.000 per kg dan diprediksi akan terus naik menjelang Lebaran.
Saya setuju dengan
pernyataan dari Menteri Perdagangan (kalau enggak salah) bahwa
1. Untuk harga Rp 80.000
per kg itu membutuhkan waktu, yang mungkin sekitar Rp 90.000 sampai Rp 100.000
2. Koordinasi antar kementerian
belum berjalan lancar
3. Pedagang harus
menjadi pedagang yang baik
4. Mindset masyarakat
(konsumen) juga harus berubah pula.
Saya setuju dengan
keempat butir ide di atas. Walaupun Pak Jokowi minta Rp 80.000, tapi
kenyataannya hanya sampai Rp 90.000 atau Rp 100.000. Ini sudah bagus untuk
tahap awal. Yang penting, harga daging sapi tidak terus membumbung tinggi.
Gagalnya pengereman
harga hingga di atas Rp 120.000 per kg sampai hari ini (10 Juni 2016) ini
sangat mungkin terjadi karena koordinasi kementerian kurang optimal. Bahkan
saya menduga, sebagian orang di kementerian juga menganggap bahwa harga daging mahal
di bulan Ramadhan itu hal biasa-biasa saja. Padahal bagi saya, tidak biasa,
tapi bisa menjadi “bahaya luar biasa”!
Pedagang harus berperilaku
baik. Saya pernah mendengar bahwa bulan Ramadhan adalah bulan panen raya dengan
untung berlipat ganda bagi pedagang. Inilah yang salah kaprah. Ini yang
dinamakan memperkaya diri sendiri.
Ini juga kebiasaan yang
sangat buruk:
“Ketika barang langka,
maka harga dinaikan.”
Sejak dulu sampai
sekarang prinsip di atas masih sering terjadi. Kenapa tidak menggunakan harga
normal saja? Bukankah kita sebagai pedagang membelinya dengan harga normal
sebelum terjadi kelangkaan barang?
Jangan lupa, mindset
masyarakat harus berubah! Betul…! Bulan Ramadhan bukan bulan shopping (belanja)
dan hura-hura, tapi bulan ibadah dan hidup sederhana. Kenapa harus sering
membeli daging sapi yang harganya mahal sekali? Seminggu sekali juga sudah
cukup, bukan? Bahkan kalau tidak cukup uang, kita bisa menggantinya dengan yang
lain: ikan, tempe, tahu, dll.
Mari siapkan Lebaran
tanpa membeli baju baru dan tanpa pesta masakan! Biasa saja, tampil dengan baju
terbaik yang sudah ada; makan makanan terbaik semampunya. Bahkan ketupat pun
tidak wajib ada kok.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|