Hello Katabah!
Cerita ini terinspirasi
dari kisah nyata setelah saya memperhatikan beberapa orang yang “gagal”,
padahal mereka menduduki peringkat kelas Tiga Besar saat di sekolah. Ini ceritanya.
1. Juara Satu/Dua di SMA
Sebut saja namanya Si A.
Ia seorang putra pedagang yang pas-pasan secara ekonomi. Namun, ia berprestasi
baik di sekolah sehingga juara 1 dan 2 seringkali diraihnya secara begilir.
Tahun ini juara 2, tahun depannya juara 1, begitu seterusnya.
Bagaimana nasibnya
sekarang?
Bekerja di pabrik dan
tidak terdengar kontribusinya kepada kampung kelahiran.
2. Juara 1 ketika SD
Sebut saja Si B. Ia
ketika kelas 1 SD juara 2, setelah itu selalu ranking 1. Setelah dewasa, ia
menikah dengan seorang pria. Wajahnya termasuk deretan tercantik di kelas. Tapi
sayang, kini cerai dengan membawa seorang anak.
3. Juara Satu/Dua ketika
SMA
Dapat dikatakan bahwa Si
C ini pesaing berat Si A. Selain cerdas, ia anak seorang pendiri sekolah yang
ketokohannya sangat dikagumi masyarakat sekitar. Lomba pidato pun sudah tembus
kabupaten.
Bagaimana nasibnya
sekarang?
Pernah jadi buruh
pabrik, kemudian berjualan di pasar tradisional. Bahkan rumah pun belum selesai
karena uangnya digunakan untuk membiayai tiga orang adiknya yang kuliah. Semoga
bulan depan, mulai ada perubahan hidup lebih baik walaupun sangat besar tanggung
jawabnya.
4. Juara satu/dua/tiga
sejak SD sampai SMA
Si D ini kadang-kadang
jadi juara 3, 2 atau 1. Cita-citanya setinggi langit untuk kuliah ke jenjang
paling tinggi.
Bagaimana nasibnya
sekarang?
Ia masih merintis usaha
dan berencana melanjutkan S2 jika usahanya berhasil. Yang jelas, ia belum punya
duit cukup.
5. Juara 2 ketika SMA
Menurut saya, Si E ini
memang benar-benar sabar. Sudah bekerja ke beberapa perusahaan dalam negeri,
kemudian jadi TKW ke Brunei dan Arab, membuka usaha sendiri, terakhir bekerja
lagi di sebuah perusahaan barang.
Perjalanan karirnya
tampak keren, tapi ia hingga sekarang belum nikah walaupun sudah usia di atas
40 tahun. Perempuan lagi…! Memang kalau nikah dengan yang asal-asalan bisa
saja, masalahnya kalau calon suaminya pengangguran, bagaimana ngasih makannya
ya…?
Melihat dari refleksi
kehidupan di atas. Saya kadang bingung dengan kehidupan ini. Kesalahan apa yang
telah mereka lakukan, padahal secara kasat mata mereka termasuk orang baik,
bahkan ada yang saya kenal rajin ibadah.
Mungkin inilah yang
dinamakan takdir dan manusia harus sabar dan tawakal menghadapi semuanya.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|