Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Sunday, June 12, 2016

Satu Pot Kangkung Satu Ikat, Kenapa?

Hello Katabah!
Setelah menanam beberapa biji kangkung darat di beberapa pot, saya jadi mulai berpikir untung/rugi jika dijual. Ini terpicu setelah mendengar bahwa harga satu ikat kangkung bisa hanya seharga Rp 1.000 saja. Padahal yang tersebar di internet Rp 2.500 per ikat.


Satu pot kangkung harus jadi satu ikat kangkung yang siap dijual. Jika, satu pot kurang dari satu ikat, maka kita akan rugi. Tentu saja, prinsip ini berlaku untuk keperluan bisnis, bukan untuk dimakan sendiri.

Jika untuk dimakan sendiri, satu pot hanya berisi empat tangkai kangkung juga tidak masalah karena itu sudah bisa dimasak dan bisa panen beberapa kali untuk satu kali tanam selama 6 bulan.

Tapi jika ingin menjual kangkung kita, maka modal harus diperhitungkan pula. Mari kita lakukan kalkulasi sebagai berikut:

Harga plastik pot (polybag) Rp 500 per buah.

Menurut saya, harga plastik di atas merupakan modal paling mahal karena bibit kangkung Rp 5.000 memuat entah berapa banyak, ada satu kantong plastik kecil selebar empat jari tangan (Silahkan hitung sendiri lebar kantong plastik itu biar lebih pintar! He..he..). Pokoknya, benih kangkung seharga itu sangat muraaaaah…..!

Belum lagi biaya pupuk. Anggap saja anggaran pupuk dan obat-obatan cukup Rp 200, berarti kita hanya untung Rp 300 per pot. Ini belum diperhitungkan tenaga kita.

Dengan alasan kalkulasi di ataslah, saya memprediksi bahwa satu pot harus menghasilkan satu ikat kangkung yang siap jual Rp 1.000.

Kok, untungnya kecil ya?
Memang kecil, tapi para pedagang pasar tradisional ada yang hanya memperoleh untung Rp 100 atau Rp 50 dari satu barang dagangannya (selain kangkung). Hebatnya, mereka bisa punya rumah dan makan sehari-hari ya…? Itu karena mereka menjual barang dalam skala banyak.

Jika kita hanya untung Rp 100 untuk satu pot kangkung, maka jika bisa menjual 100 pot berarti kita hanya akan mendapatkan untung Rp 10.000 per bulan (karena kangkung bisa dipanen setelah 30-40 hari dari masa tanam).

Jangan dulu berkecil hati! Saya belum benar-benar mengukur biaya pupuk dan obat-obatan yang sebenarnya (boleh jadi kurang dari Rp 200 per pot). Saya juga belum melihat berapa maksimal jumlah tangkai kangkung dalam pot berdiameter 20 cm. Satu lagi, harga plastik Rp 500 itu harga eceran. Jika kita membeli polybag plastik kiloan boleh jadi lebih murah.

Oleh karena itu, jangan berkecil hati dulu bagi yang ingin berbisnis kangkung! Tunggu sampai eksperimen saya berhasil ya…! Bila hendak berekperimen sendiri mungkin itu lebih bagus.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi