Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Sunday, September 18, 2016

Budidaya Labu Siam Dalam Polybag



Hello Katabah!
Ada yang bercerita bahwa orang Indonesia pindah ke Norwegia. Saking cintanya pada labu siam (Sunda: waluh), ia membeli buahnya dari supermarket di Norwegia.


Di sana, labu siam merupakan barang impor dari Thailand. Karena biasa mengkonsumsi buah labu siam dan pucuknya, ia pun menanam buahnya di halaman rumah karena di supermarket hanya dijual buahnya.

Ternyata, orang luar Jawa sudah mengenal kuliner buah dan pucuk labu siam. Saya kira hanya orang Cisewu Garut yang tahu bahwa pucuk labu siam itu lezat sekali. He..he..

Karena sensasi kelezatan itulah, Abah menanam labu siam di pekarangan rumah. Dulu, di postingan lain, Abah pernah berencana menanam labu siam dengan metode vertikal. Nah, sekaranglah action-nya!

Sekarang, Abah sudah mempunyai lebih dari 15 bibit labu siam yang sudah bertunas dan sudah ada dua bibit yang sudah ditanam di area terbuka yang terkena langsung sinar matahari. Semoga 3 bulan kemudian, Abah sudah bisa panen dari kebun sendiri walaupun ukuran kebunnya sangat mungil.

Oh iya, tidak lupa juga Abah membeli dua ikat bambu. Harganya Rp 75.000 per ikat. Bambu tersebut biasa dikenal oleh orang Sunda dengan istilah “awi tali” (bambu tali).

Satu ikat bambu yang agak besar berjumlah 3 batang (Sunda: leunjeur). Satu ikat lagi bambu yang agak kecil-kecil berjumlah 4 batang.

Abah juga sedang menimbang-nimbang untuk membeli bambu besar. Di Cisewu Garut, sebagai orang Sunda, Abah biasa menyebut bambu besar itu dengan istilah “awi gombong”. Awi artinya “bambu”.

Tapi harganya itu cukup mahal juga, yakni Rp 90.000 per batang dengan panjang 10 meter.

Melihat harganya memang cukup mahal juga karena tidak mungkin cukup membeli satu batang. Tapi daya tahan bambu itu bisa tahunan, mungkin 3 tahun mampu bertahan di bawah terik matahari dan terpaan hujan.

Awi gombong ini akan menjadi penting jika Abah ingin menambah ketinggian para-para vertikalnya setinggi rumah bertingkat dua. Buat apa tinggi-tinggi amat, bukankah cukup setinggi 2 meter saja? Ah, namanya juga iseng, ya boleh-boleh saja bereksperimen semaunya ya.. He..he..

Satu lagi, Abah masih mengandalkan bercocok tanam labu siam dalam polybag. Kenapa? Karena lahannya sempit sehingga polybag lebih mudah dipindah-pindah untuk menemukan area yang paling tepat.

Baca juga:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment