Akhirnya, Abah mengikuti jejak kakak yang sudah beberapa tahun menanam lada (Sunda: pedes) dan sudah beberapa kali panen.
Target awal, Abah tidak ingin membiarkan lahan pekarangan rumah kosong. Syukur-syukur kalau bisa panen juga.
Budidaya lada itu sangat prospektif karena harga buahnya mahal. Sekarang harga buah lada di pasar tradisional Rp 170.000 per kg.
Itu harga sedang murah. Kalau sedang mahal bisa di atas Rp 200.000.
Banyak orang tidak mau menanam lada karena panen awalnya terjadi pada tahun kedua dari masa mulai tanam, lebih bagusnya lagi pada tahun ketiga.
Dengan kata lain, padi lebih cepat panen. Bahkan bisa panen dua atau tiga kali setahun.
Lalu, kenapa Abah lebih suka menanam lada?
1. Karena satu kali tanam, lada bisa dipanen berkali-kali.
2. Harga jual buah lada mahal.
3. Lada lebih mudah ditanam di lokasi sempit dan sulit, seperti pekarangan rumah, tebing atau tumpang sari dengan tanaman lain.
Itulah cerita Abah memulai budidaya lada perdu varietas natar. Foto-fotonya nenyusul ya...
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment