Hello Katabah!
Ayam tetangga tidak
menjadi pertimbangan serius untuk ancaman keamanan kebun pekarangan rumah Abah.
Sebelumnya, Abah berpikir cukup dengan membuat pagar alakadarnya (tidak terlalu
kokoh dan rapi), karena Abah menduga bahwa tetangga akan proaktif menjaga
ayam-ayamnya agar tidak masuk kebunku.
Namun, kenyataannya
berbeda. Justru ayam tetanggalah yang membuat beberapa tanaman kebunku cukup
porak-poranda (dramatis ya…?).
Bagaimana tidak
dramatis, kalau bekicot hanya menyerang satu atau dua polybag dan tikus hanya
menyerang satu sampai tiga polybag per malam? Sedangkan ayam bisa
meluluh-lantahkan lebih dari 5 polybag di siang hari.
Di samping tanaman dalam
polybag, tanaman yang tertancap di tanah pun ikut tercabut karena cakaran (Sunda:
kokoreh) kakinya.
Tidak hanya itu, ada
juga ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Ayam ini tidak kurang
bahayanya karena ketika ingin istirahat, ia bisa terbang meloncati pagar
setinggi lebih dari 2 meter.
Cakarannya tidak kurang
bahayanya. Ayam yang sedang mengeram (Sunda: nyileungleum) sangat suka
terbang-terbang enggak karuan sambil cakar-cakar (Sunda: kokoreh) tanah.
Oleh karena itu, pagar
kebun setinggi dada orang dewasa mutlak dibuat. Walaupun tidak menjamin aman
dari serang ayam nyileungleum, tapi pagar tersebut bisa mengamankan
kebun kita dari ayam-ayam lainnya termasuk ayam kamp*s. Hi..hi..
Baca juga:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment