Penerapan ISO itu biasanya digunakan untuk menguji kelayakan perangkat lunak. Dengan kata lain, aplikasi yang sudah beres, kemudian diuji kualitasnya.
Tapi yang saya bahas di sini adalah penerapan ISO sebelum dibuat perancangan aplikasi. Jadi, sebelum membuat perancangan, mahasiswa melakukan pengumpulan data melalui kuesioner. Kemudian diolah sehingga muncul kesimpulan yang salah satunya bahwa responden menyarankan untuk dibuatkan sebuah web.
Apakah bisa dibolak-balik seperti itu?
Tentu bisa. Ketika kita membuat sesuatu berdasarkan standar kualitas tertentu, maka hasilnya akan lebih bagus. Jika untuk memastikan kualitas aplikasi kita, maka setelah aplikasi selesai dibuat bisa diuji lagi.
Untuk kasus penerapan ISO sebelum pembuatan aplikasi, ada beberapa subkarakteristik yang tidak dimasukkan dalam kuesioner karena dianggap itu harus dilakukan terhadap aplikasi yang sudah dibuat atau karena subkarakteristik itu dianggap terlalu rumit untuk calon responden.
Karakteristik/Komponen yang dapat digunakan berbeda-beda, tergantung model yang digunakan. Jika menggunakan ISO/IEC 9126 dapat mencakup Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, dan Portability. Di sumber lain, ada yang mengistilahkan FURPS: Functionality, Usability, Reliability, Performance, dan Supportability.
Contoh kuesionernya insyaallah nanti menyusul yaa...hehe
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment