Mudik tahun ini salah satunya disambut oleh pasien yang kesurupan. Jinnya tidak garang, mau marah juga juga, dia gak kuat. Akan tetapi, repotnya gak keluar-keluar dari pasien.Inilah yang biasa saya yakini bahwa saya hanya berusaha, Allah yang menyembuhkan.
Yang menarik perhatian saya, jinnya bilang seseorang yang menyebabkan pasien sakit. Saya tetap gak mau percaya.
Esok harinya, pasien diobati oleh tabib setempat. Saya gak berani menyebut peruqyah karena tidak tahu apakah cara berdoanya mirip ruqyah yang saya pelajari atau tidak. Nah, jinnya menyebut penyebab pasien kesurupan itu orang lain yang namanya bukan yang disebutkan ke saya. Karena inilah, saya tidak terlalu peduli apa yang dikatakan jin, bahkan saya cukup malas nanya-nanya atau ngobrol dengan jin (orang kesurupan).
**
Cerita pasien lain... hehe
Ada pasien berbeda yang sedang diobati tabib yang tadi. Katanya, itu jin turunan (nasab). Sang tabib terus menyuruh jin keluar dari tubuh pasien dengan mengajukan cukup banyak pertanyaan dan waktu sekitar satu jam.
Salah satu jinnya ngaku raja jin dan mengaku sudah tinggal di dalam tubuh pasien sejak pasien itu masih bayi sekali (Sunda: orok beureum). Si jin juga ngaku sudah ada kerajaan di dalam tubuh pasien itu yang dirajainya.
Sang tabib --- dalam pandangan saya -- seakan-akan mempercayai omongan jin itu. Saya coba panggil jin raja itu untuk bicara menghadap saya, dia gak mau. Saya juga coba tanya, "Apakah ada gangguan jin di telapak tangan pasien?" Tentu saja pertanyaan ini jika dijawab oleh jin, tidak akan saya langsung percaya 100%. Eh ternyata, Jin Raja itu ngaku tak mengetahui ada atau tidak jin di telapak tangan pasien.
Sampai di sini, tabib masih tampak percaya ke jin. Akan tetapi, saya sangat ragu, masa iya raja jin seperti itu. Mungkin saja seperti Sunda Empire di negeri kita. hehe
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment