Setelah Idul Fitri saya bertemu empat pasien. Pertama, kerasa ada menusuk dekat pinggang sebesar jarum dan sakit tukang rusuk.
Saya coba ruqyah. Setelan baca An Naas, Al Falaq, dan doa melayat orang sakit, tiba-tiba pasien menggeram sambil bilang "Sudah!"
Saya suruh tobat dan keluar saja. Alhamdulillah sembuh dengan izin Allah.
Kedua, pasien kompleksitas (lupa lagi penyakitnya). Ciri sakitnya antara lain sakit saat mau berdiri, hasil rontgen menunjukkan tulang bagian belakangnya bengkok. Sebelumnya pernah hanya bisa posisi tiduran. Beliau juga susah tidur.
Saya coba urut perlahan (Sunda: diusapan) sambil doa dalam hati. Hasilnya belum terlihat.
Ketiga, pasien pernah dirawat karena hampir tidak tertolong sebelum Ramadhan dan beliau bisa pulang. Tapi kambuh sekitar Ramadhan. Beliau terdeteksi dokter sakit diabetes, batu ginjalnya besar, lambung, dll.
Pasien ketiga ini membuat ibu saya berkali-kali nyuruh saya menengoknya saat mudik karena tidak masuk makan dan saat diberi minum, maka keluar lagi dari mulutnya. Penanganan medisnya: infus di rumah oleh adiknya.
Saya menengok beliau bersama kakak. Saya lihat kakak memijat-mijat pasien. Saya pegang juga dengan doa dalam hati. Gàk ada reaksi aneh.
Setelah pulang, malamnya, saya WA beliau agar mendengarkan youtube ayat kursi yang saya kirim. Istrinya bilang bahwa pasien merasa panas dan gàk enak.
Pagi-pagi sebelum kembali ke Bandung, saya tengok lagi dan tes mendengarkan ayat kursi lagi. Ternyata betul muncul sakit gak jelas di perut, gatal-gatal di kepala dan pundak. Saya coba usap kepala dan pundaknya, alhamdulillah berhenti gatalnya.
Kata istrinya, kalau disuruh berdoa suka begitu, gatal, panas, pegal-pegal. Saya minta pasien itu membaca doa tersebut, yakni la ilaha illa anta... dan hasbunallah wa....
Betul saja kaki pasien merasa pegal-pegal. Saya segera usap juga kakinya. Alhamdulillah sembuh.
Terakhir, saya minta pasien baca Surat al Falaq berulang-ulang. Ternyata pasien merasa kelelahan. Memang secara media beliau lunglai karena baru masuk superbubur dan baru dicabut infusnya.
Saya bantu baca Al Falaq, eh pasien ikut lagi baca dengan suara lebih nyaring. Alhamdulillah
Hari kedua, saya ajak pasien ketiga ruqyah lewat Video Call. Intinya, saya menemani beliau agar bisa dan yakin meruqyah diri sendiri.
Sekitar 4 hari setelah diruqyah, yakni 19 April 2024, alhamdulillah dapet kabar pasien lebih lancar makannya. Obat alaminya baru dicoba minum "aci sampeu".
Keempat, pasien yang sudah sepuh dan sudah bertahun-tahun hanya bisa berbaring. Kejadiannya sebelum pasien kedua dan ketiga.
Pasien keempat ini masih mampu shaum Ramadhan dan ngobrol masih nyambung walaupun penglihatannya sudah kabur.
Salah satu yang mengagetkan saya, beliau tidak terdengar saat diperdengarkan ngaji al Falaq dari Youtube padahal syahadat dan shalawat masih bisa dan masih bisa mendengarkan dari suara saya.
Dengan membaca bismillah, saya tiup telinganya. Alhamdulillah beliau bisa mendengarkan ayat Quran dari Youtube, yakni Al Ikhlas, An Naas, dan al Falaq.
Dari kejadian di atas, salah satu yang menjadi pelajaran adalah kita harus mengingatkan pasien untuk shalat, ngaji, dan berdoa. Harus dites pendengaranya dan diminta mengucapkannya sendiri.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment