Al-Ghazali, seorang teolog dan filsuf Muslim ternama, melontarkan kritik tajam terhadap filsafat dalam karyanya yang berjudul "Tahafut al-Falasifah" (Kekeliruan Para Filsuf). Kritiknya terfokus pada beberapa aspek:
1. Metafisika:
- Keberadaan Tuhan: Al-Ghazali menentang argumen para filsuf tentang keberadaan Tuhan, seperti argumen kosmologis dan teleologis. Ia berpendapat bahwa argumen tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan keberadaan Tuhan secara definitif.
- Sifat-sifat Tuhan: Al-Ghazali menolak gagasan bahwa Tuhan adalah zat yang abstrak dan tidak memiliki sifat-sifat tertentu. Ia menegaskan bahwa Tuhan memiliki sifat-sifat tertentu, seperti Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan Maha Baik.
- Kebangkitan badan: Al-Ghazali menentang gagasan bahwa jiwa akan terus hidup setelah kematian tanpa tubuh. Ia berpendapat bahwa kebangkitan badan adalah bagian penting dari akidah Islam.
2. Epistemologi:
- Sumber pengetahuan: Al-Ghazali mempertanyakan peran akal sebagai sumber pengetahuan. Ia berpendapat bahwa akal tidak dapat mencapai pengetahuan yang pasti tentang realitas. Menurutnya, pengetahuan yang pasti hanya dapat diperoleh melalui wahyu.
- Metode ilmiah: Al-Ghazali mengkritik metode ilmiah yang digunakan oleh para filsuf. Ia berpendapat bahwa metode tersebut tidak dapat menghasilkan pengetahuan yang benar tentang realitas.
3. Etika:
- Teori kebahagiaan: Al-Ghazali menolak gagasan bahwa kebahagiaan dapat dicapai melalui akal dan filsafat. Ia berpendapat bahwa kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui agama dan spiritualitas.
- Kebebasan berkehendak: Al-Ghazali mempertanyakan konsep kebebasan berkehendak. Ia berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kebebasan mutlak dalam menentukan tindakannya.
Kritik Al-Ghazali terhadap filsafat memiliki pengaruh besar pada perkembangan pemikiran Islam. Kritiknya mendorong para pemikir Muslim untuk lebih kritis terhadap filsafat dan mengembangkan pemikiran teologi yang lebih koheren dengan Islam.
Namun, perlu diingat bahwa kritik Al-Ghazali tidak ditujukan untuk meniadakan filsafat secara keseluruhan. Ia hanya ingin menunjukkan batas-batas kemampuan akal dan menekankan pentingnya wahyu dalam mencapai pengetahuan yang benar tentang realitas.
Beberapa poin penting terkait kritik Al-Ghazali:
- Al-Ghazali tidak menolak filsafat secara keseluruhan, tetapi hanya mengkritik beberapa aspeknya.
- Kritiknya didasari oleh keinginannya untuk melindungi akidah Islam dari pengaruh pemikiran Yunani.
- Kritiknya mendorong para pemikir Muslim untuk mengembangkan pemikiran teologi yang lebih koheren dengan Islam.
Sumber:
- Wikipedia: Al-Ghazali: https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali
- Tahafut al-Falasifah: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Incoherence_of_the_Philosophers
- Kritik al-Ghazali terhadap Filsafat
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment