Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Monday, November 18, 2024

Membangun Minat Baca di Era Medsos dan AI

Orang-orang saat ini banyak disibukkan dengan medsos. Ada yang aktif membuat konten, ada pula yang hanya pembaca atau penonton saja.

Kesibukan akses medsos diduga banyak mengakibatkan kelelahan dalam berpikir. Mereka tak sadar bahwa otaknya lelah karena akses medsos berjam-jam sehingga kehilangan konsentrasi karena kecanduan medsos.

Dari jaman saya memang peminat baca masih kurang. Tapi mereka yang malas baca konsentrasinya hanya terpecah dengan TV, nongkrong, atau bermalas-malasan tanpa "mainan" medsos. 

Sekarang, saat nongkrong pun banyak orang main medsos. Sangat berbahaya untuk perilaku manusia. Apalagi minat baca literatur yang panjang-anjang mungkin sangat terancam.

Dulu, ada yang mengatakan bahwa kalau bangsa Indonesia tidak suka baca buku, gak terlalu bermasalah karena bisa disuguhi ilmu dalam bentuk tontonan seperti video YouTube durasi panjang.

Akan tetapi, saat ini banyak orang memilih video pendek seperti short atau TikTok yang menyebabkan tangannya aktif scrolling video-video supersingkat.

Sehingga saya sendiri bertanya-tanya, apakah pengguna TikTok itu menikmati video atau mencari video. Kalau sampai mencari video kemungkinan besar tingkat stresnya lebih tinggi karena berjam-jam scrolling tapi tidak mendapatkan kepuasan secara intelektual ataupun rasa.

Akhirnya, saya setuju dengan program-program yang mempertahankan perpustakaan fisik padahal sebelumnya saya berpendapat bahwa perpustakaan fisik harus segera diminimalisir karena sudah cukup perpustakaan digital. Anggaran perpustakaan digital kemungkinan lebih hemat pula.

Tapi saat ini pikiran saya jadi berubah. Membentuk tempat baca fisik harus kembali dibangun, termasuk di rumah. Saya khawatir, anak saya yang masih balita saat menginjak remaja hanya tahu medsos, padahal kita harus melahap ribuan halaman dari buku, baik buku cetak maupun e-book.

Apalagi dengan kehadiran Artificial Intelligence (AI), saya khawatir otak anak-anak Indonesia tumbuh kosong karena tidak pernah menghapal, apalagi berpikir karena mereka terlalu sering bertanya pada AI.

Terbukti, ada berita bahwa banyak Bimbel bangkrut karena anak-anak sekolah dan orang tua lebih banyak bertanya pada AI yang notabene lebih hemat dan lebih efektif.

Mari kita hadirkan pojok-pojok baca di rumah ataupun di kantor tempat bekerja. Saya kembali berprinsip bahwa minimal anak-anak melihat cover buku yang banyak daripada hanya fokus scrolling medsos atau status WA. Berbahaya!

Medsos dan AI tidak bisa dibendung tapi buku cetak menjadi penyeimbang hidup orang-orang masa kini agar lebih bisa menikmati hidup yang indah ini.

"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment