Waterfall merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang sudah lama dan banyak sekali digunakan oleh mahasiswa pada saat menyusun skripsi. Sedangkan metode Scrum lebih baru dan masih jarang digunakan oleh mahasiswa yang saya kenal.
Inti yang harus dipahami dalam perbandingan ini adalah kita bisa menerapkan aktivitas utama yang diterapkan menggunakan Waterfal sehingga bisa diterapkan menggunakan Scrum. Adapun inti dari aktivitas utama yang diterapkan menggunakan Waterfall mencakup:
1. Teknik pengumpulan data: wawancara, observasi, kuesioner, dll.
2. Pemodelan: pembuatan use case diagram, activity diagram, sequence diagram
3. Desain: Class Diagram dan Desain User Interface (UI)
Perbandingan Tahapan Scrum dan Waterfall
-
Perencanaan
- Waterfall: Semua kebutuhan proyek dirinci di awal, menghasilkan dokumen lengkap sebelum pekerjaan dimulai.
- Scrum: Perencanaan dilakukan dalam backlog awal, namun berkembang secara iteratif pada setiap sprint.
-
Pengembangan/Pengerjaan
Pengujian
- Waterfall: Pengujian dilakukan setelah pengembangan selesai sepenuhnya, sehingga risiko kegagalan baru diketahui di akhir proyek.
- Scrum: Pengujian dilakukan di setiap sprint, memungkinkan deteksi dan perbaikan dini.
-
Penyelesaian/Implementasi
- Waterfall: Produk dirilis satu kali setelah semua tahap selesai.
- Scrum: Produk yang dapat digunakan (increment) dirilis secara berkala setelah setiap sprint, memudahkan respons cepat terhadap umpan balik.
-
Komunikasi
- Waterfall: Dokumentasi formal dominan, komunikasi antar tim lebih terbatas.
- Scrum: Komunikasi intensif melalui daily stand-ups, memungkinkan kolaborasi erat.
Praktisnya, Scrum cocok untuk proyek dinamis dengan kebutuhan yang sering berubah, sementara Waterfall lebih sesuai untuk proyek dengan kebutuhan tetap dan terdefinisi jelas.
Contoh Penerapan Langkah Scrum
Bagian ini murni memberikan gambaran aktivitas dalam tiap tahapan Scrum, belum melibatkan penerapan Waterfall.
Proyek: Pengembangan aplikasi e-commerce sederhana
- Product Backlog
- Daftar kebutuhan: fitur pencarian produk, keranjang belanja, checkout, dan pembayaran.
- Sprint Planning
- Sprint pertama: fokus pada pengembangan fitur pencarian produk.
- Sprint Execution
- Tim memecah tugas menjadi sub-tugas (misalnya, desain antarmuka pencarian, koneksi ke basis data).
- Daily stand-up meetings untuk melacak progres.
- Sprint Review
- Setelah sprint selesai, tim mempresentasikan fitur pencarian produk ke pemangku kepentingan.
- Sprint Retrospective
- Tim mengevaluasi apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan di sprint berikutnya.
- Repeat
- Sprint kedua mengembangkan keranjang belanja, dilanjutkan sprint berikutnya untuk fitur lainnya.
Langkah Waterfall yang Disisipkan dalam Langkah Scrum
Bagian ini menunjukkan penerapan aktivitas yang ada pada tahapan dalam Waterfall diadaptasikan pada tahapan Scrum. Sebagai pengingat, tahapan Waterfall yang kita pelajari mencakup analisis, desain, implementasi, testing. Dari keempat tahapan tersebut, kita lebih fokus pada tahapan analisis dan desain.
-
Product Backlog
- Sama seperti Waterfall, semua kebutuhan dirinci di awal, tetapi backlog dapat berkembang selama proyek berjalan.
-
Sprint Planning
- Mirip dengan tahap perencanaan di Waterfall, tetapi fokus pada bagian tertentu yang akan diselesaikan dalam sprint.
-
Sprint Execution
- Pengembangan (coding) dilakukan seperti di tahap implementasi Waterfall, namun dalam iterasi pendek.
-
Sprint Review
- Ini mencakup pengujian dan verifikasi di Waterfall, tetapi dilakukan setelah setiap sprint, bukan di akhir proyek.
-
Sprint Retrospective
- Tidak ada padanan langsung di Waterfall, karena Scrum menekankan evaluasi rutin untuk perbaikan.
Dengan menyisipkan pendekatan Waterfall, Scrum tetap mempertahankan fleksibilitasnya namun menggabungkan struktur Waterfall untuk proyek yang lebih terencana.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment